Senin, 28 Februari 2011

MENDIDIK ANAK TANPA KEKARASAN

Seringkali orangtua menanyakan ke saya “Anak saya ini kalau diomongin susah nurutnya, bagaimana sih caranya agar anak nurut dengan orangtua ? Apa musti dipukul dulu baru nurut ? ” Mendengar pertanyaan ini, seringkali saya jawab dengan singkat “Kenapa musti harus dengan kekerasan ? “. Dan seringkali saya menceritakan kisah di bawah ini agar mereka mengerti apa maksudnya Mendidik Anak Tanpa Kekerasan.

Pada suatu hari Dr. Arun Gandhi, cucu Mahatma Gandhi, memberi ceramah di Universitas Puerto Rico. Ia menceritakan suatu kisah dalam hidupnya :

Waktu itu saya masih berusia 16 tahun dan tinggal bersama orangtua di sebuah lembaga yang didirikan oleh kakek saya, ditengah kebun tebu, 18 mil di luar kota Durban, Afrika Selatan. Kami tinggal jauh di pedalaman dan tidak memiliki tetangga. Tak heran bila saya dan dua saudara perempuan saya sangat senang bila ada kesempatan pergi ke kota untuk mengunjungi teman atau menonton bioskop.

Pada suatu saat, ayah meminta saya untuk mengantarkan beliau ke kota untuk menghadiri konferensi sehari penuh. Dan, saya sangat gembira dengan kesempatan itu. Tahu bahwa saya akan pergi ke kota, ibu memberikan daftar belanjaan yang ia perlukan. Selain itu, ayah juga meminta saya mengerjakan beberapa pekerjaan tertunda, seperti memperbaiki mobil di bengkel.

Pagi itu setiba di tempat konferensi, ayah berkata,”Ayah tunggu kau di sini jam 5 sore. Lalu kita akan pulang ke rumah bersama-sama.”

Segera saja saya menyelesaikan pekerja-pekerjaan yang diberikan oleh ayah dan ibu. Kemudian, saya pergi ke bioskop. Wah, saya benar-benar terpikat dengan dua permainan John Wayne sehingga lupa akan waktu. Begitu melihat jam menunjuk pukul 17.30, langsung saya berlari menuju bengkel mobil dan buru-buru menjemput ayah yang sudah menunggu saya. Saat itu sudah hampir pukul 18.00 !!!

Dengan gelisah ayah menanyai saya,”Kenapa kau terlambat ?” Saya sangat malu untuk mengakui bahwa saya menonton bioskop sehingga saya menjawab, ”Tadi, mobilnya belum siap sehingga saya harus menunggu.”

Padahal, ternyata tanpa sepengetahuan saya, ayah telah menelepon bengkel mobil itu. Dan ayah tahu kalau saya berbohong. Lalu ayah berkata, ”Ada sesuatu yang salah dalam membesarkan engkau sehingga engkau tidak memiliki keberanian untuk menceritakan kebenaran pada ayah. Untuk menghukum kesalahan ayah ini, biarkanlah ayah pulang berjalan kaki sepanjang 18 mil dan memikirkannya baik-baik.”

Lalu dengan tetap mengenakan pakaian dan sepatunya, ayah mulai berjalan kaki pulang ke rumah. Padahal hari sudah gelap dan jalanan sama sekali tidak rata. Saya tidak bisa meninggalkan ayah, maka selama lima setengah jam, saya mengendarai mobil pelan-pelan di belakang beliau, melihat penderitaan yang dialami beliau hanya karena kebohongan bodoh yang saya lakukan.

Sejak itu saya tidak pernah berbohong lagi. Seringkali saya berpikir mengenai kejadian ini dan merasa heran. Seandainya ayah menghukum saya, sebagaimana kita menghukum anak-anak kita, maka apakah saya akan mendapat sebuah pelajaran mengenai mendidik tanpa kekerasan ? Kemungkinan saya akan menderita atas hukuman itu, menyadarinya sedikit dan melakukan hal yang sama lagi. Tetapi, hanya dengan satu tindakan tanpa kekerasan yang sangat luar biasa, sehingga saya merasa kejadian itu baru terasa kemarin. Itulah kekuatan bertindak tanpa kekerasan.

Ketika kita berhasil menancapkan suatu pesan yang sangat kuat di bawah sadar seorang anak maka informasi itu akan langsung mempengaruhi perilakunya. Itulah salah satu bentuk hypnosis yang sangat kuat. Apakah hal sebaliknya bisa terjadi ? Ya bisa saja ! Oleh karena itu kita perlu keyakinan penuh dalam melakukannya sehingga hasil positif yang kita inginkan pasti tercapai. Hal ini memerlukan pemikiran yang mendalam dan kesadaran diri yang kuat dan terlatih. Janganlah bertindak karena reaksi spontan belaka dan kemudian menyesal setelah melakukannya.

Jika kita mau berpikir sedikit ke belakang ke masa di mana anak-anak kita masih kecil sekali maka di masa itulah semua ”bibit” perilaku dan sikap ditanamkan. ”Bibit” perilaku dan sikap inilah yang kelak akan mewarnai kehidupan remaja dan dewasanya. Siapakah yang menanamkan ”bibit” perilaku dan sikap itu untuk pertama kalinya ? Ya anda pasti sudah tahu jawabnya, kitalah orangtua yang menanamkan segala macam ”bibit” perilaku dan sikap itu.

Bagaimana jika sebagian besar waktu anak dihabiskan dengan pengasuhnya ( baby sitter ). Ya berdoalah semoga pengasuh anak anda mempunyai pemikiran bijaksana dan bisa mempengaruhi anak anda secara positif. Berharaplah pengasuh anak (baby sitter) anda mengerti cara kerja pikiran dan mengerti bagaimana bersikap, berucap dan bertindak dengan baik agar anak anda memperoleh ”bibit” sikap dan perilaku yang baik.

Seseorang bisa menjadi baik atau buruk pasti karena sesuatu ”sebab”. Perilaku, ucapan sikap, dan pikiran yang baik atau buruk hanyalah suatu rentetan ”akibat” dari suatu ”sebab” yang telah ditanamkan terlebih dahulu. Mungkinkah terjadi ”akibat” tanpa ”sebab” ? Mungkinkah anak kita berbohong tanpa sebab, mungkinkah anak kita ”nakal” tanpa sebab, mungkinkah anak kita rewel tanpa sebab ? Sebagai orangtua kita wajib mencari tahu apa penyebabnya. Tidaklah pantas sebagai orangtua kita langsung bereaksi spontan begitu saja tanpa memikirkan apa yang baru saja kita perbuat. Bukankah ini akan memberi contoh baru bagi anak kita tentang bagaimana bertindak dan bersikap ?

Sewaktu kita mempunyai anak maka kita menjadi orangtua, tetapi kita tidak pernah punya pengalaman menjadi orangtua. Kita mempunyai pengalaman menjadi anak. Jadi kita harus mendidik diri kita sendiri dengan belajar dari anak-anak. Bukan belajar dari apa yang dilakukan orangtua pada kita. Ingatlah perasaan sewaktu kita masih menjadi anak-anak. Amati mereka dan tanggapilah dengan penuh perhatian apa yang mereka inginkan. Pengharapan, perlakuan dan pengakuan seperti apa yang kita inginkan dari orangtua yang tidak pernah terpenuhi ?

Perlakukan anak-anak seperti kita ingin diperlakukan ! Jangan perlakukan anak-anak seperti apa yang dilakukan orangtua pada kita.

Wish you become the best parents in the world !

Sumber : Ariesandi dan Sukarto

Minggu, 27 Februari 2011

Kasih kepada anak itu berakar umbi daripada kasih, sayang serta rahmah Allah Azzawajalla.

Mungkin kisah Syaikh Hasan Al-Banna, seorang tokoh gerakan Islam abad ini boleh dijadikan contoh. Beliau adalah pemimpin dakwah yang mengorbankan seluruh tenaga, masa dan kudratnya untuk perjuangan Islam. Beliau sentiasa menjadikan sambutan Hari-hari Raya atau hari kebesaran sebagai peluang untuk mendekati golongan muda. Pada suatu Hari Raya, anaknya Saiful Islam telah ditimpa sakit yang berat sehingga hamper-hampir mati. Isterinya berkata: Kalau boleh, kanda bersama-samalah keluarga pada hari raya ini. Tambahan pula anak kita sedang sakit” Beliau menjawab: ’Sekiranya Allah bermurah untuk menyembuhkan anakku daripada penyakit, maka bagiNya segala pujian dan kesyukuran. Namun, jika Allah mentakdirkan dia meninggalkan kita, maka datuknya telah tahu mana jalan untuk ke kubur. Lalu dia membaca firman Allah dari ayat 24 Surah Al-Taubah yang bermaksud:
“Katakanlah, jika bapa-bapa kamu, anak-anak kamu, saudara-saudara kamu, isteri-isteri kamu, kaum keluarha kamu, harta kekayaan yang kamu perolehi, barang perniagaan yang kamu bimbang kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sangat sukainya lebih kamu cintai daripada Allah dan RAsulnya serta jihad pada jalanNya, maka tunggulah sehingga Allah memberikan perintahnya sedang Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang jahat”Tegasnya, naluri kasih sayang itu adalah satu rahmat Allah yang amat berharga. Setitis nikmat kasih sayang ini, memberikan kita selaut manfaat dan kebaikan khususnya dalam usaha mendidik anak. Namun dalam keindahan asyik maksyuk kasih sayang kepada anak tersirat ujian kepada ibu dan bapa. Ujian yang perlu dilepasi bagi membuktikan bahawa kasih kepada Allah adalah mengatasi kasih sayang yang lain. Bahkan hakikatnya, kasih kepada anak itu berakar umbi daripada kasih, sayang serta rahmah Allah Azzawajalla.

~NIKMAT ILAHI~



Pahala Alloh janjikan untuk mereka yang dalam ibadah dan menyembahNya benar-benar lurus dan tulus hanya mengharap rahmat dan ridloNya semata, sedangkan dosa Ia timpakan bagi makhlukNya yang sombong, ingkar, tidak mau beribadah dan menyembahnya, beribadah dan menyembah tapi hati dan jiwa mereka masih kotor dan serakah dengan nafsu yang cenderung mementingkan egonya untuk kepentingan dirinya dan duniawi semata.Dalam menjalani hidupnya sebagai khalifah di bumi, manusia senantiasa dihadapkan pada berbagai persoalan hidup yang semakin berat dan semakin rumit bahkan seperti tak ada ujungnya. Masalah demi masalah selalu antri menunggu gilirannya mengusik hati manusia yang tenang Berbagai aneka hidangan coba dan uji dari Tuhan sandingkan sebagai santapannya agar mereka dapat memilih, yakni memilih untuk menghadapinya, ataukah pergi meninggalkan tanpa ada asa yang tersisa. Sejatinya memang demikianlah adalah sari dari kehidupan ini, dan percayalah Dia tidak akan pernah memikulkan gunung yang beratnya tak mugkin dapat dipikul oleh para hambanYa tersebut. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Bijaksana. Kunci dari semua pemecahan masalah hidup tersebut adalah tidak lain manusia harusikhlas dan sabar kepada Tuhannya.Alloh swt senantiasa memberikan beraneka rasa kepada manusia dalam mengeyam hidup di dunia, tidak lain dan tidak bukan karena Alloh swt ingin menguji dan mengetahui sejauh mana tingkat keikhlasan dan kesabaran para hambaNya dalam menyikapi hidupnya, serta siapa saja hambaNya yang benar-benar lurus dan tulus dalam menjalankan tugasnya dalam beribadah dan menyembahNya. Siapa diantara mereka yang memang mampu untuk ikhlas dan sabar dalam menerima semua pemberianNya, baik yang manis dan getir, sehingga Dia akan ”tersenyum bahagia“ melihat para hambaNya yang begitu menyayangiNya dengan ikhlas dan sabar, dan surgalah sebaik-baiknya ni’mat sebagai hadiah terbaik untuk mereka parasobirin dan

PTK

LAPORAN HASIL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Operasi Hitung Bilangan Sampai Tiga Angka
Melalui
Media Inovatif Kartu Angka
Siswa Kelas III SDN Jetis 1
Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso
Semester I Tahun Ajaran 2010/2011













Oleh

Musdalifah,S.Pd.M.Pd
NIP. 197107092000122002


DINAS PENDIDIKAN
KABUPATEN BONDOWOSO
2010



i
PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO
UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENDIDIKAN Jalan Curahdami No 14 Telp ( 0332) 43182 KECAMATAN CURAHDAMI
BONDOWOSO

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Penelitian Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Operasi Hitung bilangan Sampai Tiga Angka
Melalui Media Inovatif Kartu Angka
Siswa Kelas III SDN Jetis 1
Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso
Semester I Tahun Ajaran 2010/2011
2. Identitas Peneliti
a. Nama Lengkap
b. NIP
c. Pangkat, Golongan
d. Jenis Guru
e. Mengajar di Kelas
f. Tempat Tugas
g. Alamat Sekolah
h. Provinsi
i. Kabupaten
j. Telepon
Musdalifah,S.Pd.M.Pd
197107092000122002
IIIb / Penata Muda TK I
Guru Kelas
III(Tiga)
SDN Jetis 1
Desa Jetis Kecamatan Curahdami
Jawa Timur
Bondowoso-

3. Lama Penelitian 2 bulan, mulai bulan Januari sampai Maret

4. Sumber Dana Mandiri
Bondowoso,31 Maret 2010

Peneliti


Musdalifah,S.Pd
NIP. 197107092000122002

Mengetahui,
Kepala UPT Dinas Pendidikan
Kecamatan Curahdami
Kabupaten Bondowoso

Drs .H.IDHAM CHOLID

NIP. 19570922 197601 1 001
KATA PENGANTAR

Tiada kata yang paling indah selain Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmad dan anugerahNya sehingga penelitian tindakan kelas yang berjudul Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Operasi Hitung bilangan Sampai Tiga Angka
Melalui Media Inovatif Kartu Angka Siswa Kelas III SDN Jetis 1 Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011 dapat diselesaikan sesuai dengan harapan.

Peneliti juga mengucapkan tarimakasih yang seikhlas-ikhlasnya atas bimbingan dan dorongan kepada :

1. Kepala UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso atas ijin dan bantuan fasilitas yang diberikan.

2. Pengawas TK/SD UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso atas dukungan dan motifasinya.

3. Kepala SDN Jetis 1 Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso yang telah berkenan memberikan ijin penelitian.

4. Guru Kelas I, guru kelas II, dan guru kelas III SDN Jetis 1 sebagai mitra kolaborator dalam penelitian ini

Akhirnya, semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.

Bondowoso,31 Maret 2010

Peneliti


ABSTRAK


Pembelajaran berhitung tanpa buku dilakukan dengan cara mengajar menggunakan media atau alat peraga selain buku misalnya, kartu angka, kartu gambar, dan benda langsung akan lebih menarik untuk anak kelas III.

Pembelajaran berhitung permulaan pada umumnya langsung difokuskan pada keterampilan menjumlah dan mengurangi bilangan, melewati tahapan-tahapan secara matang yaitu tahapan mengenal angka, melakukan operasi hitung bilangan hingga mengetahui hasil dari operasi hitung bilangan.

Dengan menggunakan peraga Inovatif dalam pengoperasian hitung
bilangan diharapkan tujuan pembelajaran matematika dapat tercapai. Media kartu angka mungkin sudah banyak yang mengenal, namun di sini kami menyajikan dengan media yang sama dengan cara yang berbeda, tentu hasilnya akan berbeda pula Dengan memperhatikan 3 Aspek diantaranya :

1. Aspek Eksplorasi dimana siswa dapat mencari informasi atau mengeksplor keinginannya dari media yang disajikan untuk dapat melakukan berbagai operasi hitung bilangan.

2. Aspek Elaborasi siswa dapat mengemas informasi yang dilakukan dengan melakukan diskusi, pengamatan, percobaan dari kartu angka dalam melakukan operasi hitung bilangan.

3. Aspek Konfirmasi siswa mampu memberikan tanggapan terhadap kegiatan pembelajaran yang menggunakan kartu angka terhadap eksplorasi yang dilakukan, karena tiap siswa atau kelompok melakukan dengan bilangan yang berbeda dalam operasi hitung bilangan.

Pada pembelajaran matematika permulaan di kelas III masih ada juga guru yang tidak kreatif dalam penggunaan model, metode, dan alat pembelajaran. Penggunaan model, metode, dan alat pembelajaran yang baik dan benar dapat meningkatkan daya pikir kreatif siswa. Ruang lingkup mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan Sekolah Dasar, dengan penggunaan media yang Inovatif akan sangat berdampak pada anak, dengan lebih giat beraktifitas dan dengan mudah dapat menerima materi yang diberikan guru, sehingga media pembelajaran ini sangat tepat digunakan untuk materi operasi hitung bilangan dikelas III :

Oleh:
Musdalifah,S.Pd.M.Pd.

Penelitian ini bertujuan agar siswa memiliki kemampuan memahami dan menguraikan operasi hitung bilangan tiga angka , sebagai dasar untuk dapat menguasai pembelajaran Matematika pada tingkat lanjut .
Kata kunci: Kompetensi guru, Pendampingan





















DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................………………………………….. ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. iii
ABSTRAK ……………………………………………………………………. v
DAFTAR ISI …………………………………………………………………. vi
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………. viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah …………………………………………….........1
B. Perumusan Masalah ………………………………....................................3
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………….....4
D. Manfaat Penelitian………………………………………………………...4
E. Hipotesis Tindakan......................................................................................5
F. Ruang Lingkup.. ………………………………………………………… 5
G. Definisi Operasional………………………………………………………5

A. MEDIA INOFATIF KARTU ANGKA

1. Pengertian .......................................................................................................6
2. Ruang Lingkup................................................................................................6
3. Langkah/Strategi.............................................................................................7
4. Kekuatan dan Kelemahan...............................................................................7

B. MELAKUKAN OPERASI HITUNG BILANGAN TIGA ANGKA.
1. Pengertian........................................................................................................9
2. Faktor Penyebab..............................................................................................9
3. Upaya-upaya perbaikan...................................................................................9




C. PENGARUH MODEL MEDIA KARTU ANGKA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MELAKUKAN OPERASI HITUNG BILANGAN TIGA ANGKA DENGAN BENAR DAN CARA YANG MENARIK


BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu
B. Subyek Penelitian
C. Langkah-langkah (Prosedur) Penelitian
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
E. Metode Analisis Data
F. Indikator Keberhasilan
G. Rencana Pembiayaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Pada Siklus 1
1. Pertemuan ke 1
a) Rencana Tindakan ke-1
b) Pelaksanaan Tindakan ke-1
c) Hasil Observasi Tindakan pada Siklus ke-1
2. Pertemuan ke 2
a) Rencana Tindakan ke-2
b) Pelaksanaan Tindakan ke-2
c) Hasil Observasi Tindakan pada Siklus ke-2
d) Refleksi hasil Siklus ke-1
B. Hasil Penelitian Pada Siklus 2
1. Pertemuan ke 1
a) Rencana Tindakan ke-1
b) Pelaksanaan Tindakan ke-1
c) Hasil Observasi Tindakan pada Siklus ke-1
2. Pertemuan ke 2
a) Rencana Tindakan ke-2
b) Pelaksanaan Tindakan ke-2
c) Hasil Observasi Tindakan pada Siklus ke-2
d) Refleksi hasil Siklus ke-2
3. Pembahasan Hasil Penelitian ……………………………………….. 32

BAB V PENUTUP
A. Simpulan …………………………………………………………....43
B. Saran ………………………………………………………………..43
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................44
LAMPIRAN-LAMPIRAN





DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1 Jadwal Penelitian............................................................................13
Tabel 2 Subyek penelitian............................................................................14
Tabel 3 Rencana pembiayaan.......................................................................21


DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Kartu Angka.....................................................................................11
Gambar 2 Kartu kelompok kalimat...................................................................11

DAFTAR LAMPIRAN

Tabel Halaman
1. Instrumen Penelitian......................................................................... 21
2. Data Hasil penelitian ……………………….. …………………….. 32
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI Kelas III menyatakan bahwa Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika disusun sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan tersebut di atas. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain.
Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya.
Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya.
Mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah;
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika;
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh;
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah;
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Ruang lingkup mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1. Bilangan
2. Geometri dan pengukuran
3. Pengolahan data.

Hal ini dipertegas oleh rendahnya kemampuan siswa dalam melakukan operasi hitung bilangan, baik penjumlahan dan pengurangan dengan cara bersusun. Merupakan salah satu aspek rendahnya nilai yang diperoleh siswa, bahkan dalam hal ini 75% mendapat nilai dibawah KKM.
Pengunaan media kartu angka dengan cara yang lebih inovatif ternyata mampu meningkatkan prestasi belajar siswa, jika sebelumnya 75% mendapatkan nilai dibawah KKM, dengan mengunakan media ini meningkat pesat menjadi 80% siswa tuntas KKM, dengan target ketercapaian 75% berarti ini merupakan peningkatan yang luar biasa.
Pembelajaran yang baik hendaknya dilakukan dalam proses yang baik dan mencapai hasil baik. Hal ini terlihat pada peningkatan nilai siswa dari ketercapaian yang ditentukan sebesar 75%.
Pada kenyataannya kemampuan siswa dalam melakukan operasi hitung bilangan menunjukkan hasil kurang memuaskan. Bukti-bukti yang menunjukkan hal ini terlihat sebagai berikut:
1. Kurangnya antusias siswa
2. Nilai yang rendah
Untuk itu perlu kiranya dilakukan penelitian tentang Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Operasi Hitung bilangan Sampai Tiga Angka Melalui Media Inovatif Kartu Angka Siswa Kelas III SDN Jetis I Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso Semester I Tahun Pelajaran 2010/ 2011”. Kompetensi siswa dalam hitung bilangan tiga angka pada mata pelajaran Matematika.


B. Perumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah tersebut di atas, masalah pokok yang ingin dicari solusinya melalui penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

a. Apakah media kartu angka dengan cara yang lebih inovatif dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam operasi hitung bilangan tiga angka Siswa Kelas III SDN Jetis I Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso Semester I Tahun pelajaran 2010-1011?
b. Seberapa jauh peningkatan siswa dalam operasi hitung bilangan tiga angka siswa dicapai?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam operasi hitung bilangan tiga angka Secara khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Matematika setelah mengikuti proses pembelajaran Operasi hitung bilangan tiga angka dengan media kartu angka.
b. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa dalam pelajaran Matematika setelah mengikuti proses pembelajaran Operasi hitung bilangan tiga angka dengan media kartu angka.


D. Manfaat Penelitian

Manfaat pelaksanaan penelitian ini antara lain :

1. Bagi siswa :
Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Operasi Hitung bilangan Sampai Tiga Angka Melalui Media Inovatif Kartu Angka Siswa Kelas III SDN Jetis I Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011
2. Bagi guru :
Memperoleh alternatif model pembelajaran , metode, media, dan bahan ajar.
3. Bagi Kepala Sekolah :
Sebagai acuan dalam mengambil kebijakan dalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya Matematika
4. Bagi sekolah :
Meningkatkan kualitas siswa dalam pembelajaran Matematika

E. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian ini ditetapkan Media kartu angka dengan cara yang lebih inovatif, dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan operasi hitung bilangan tiga angka Siswa Kelas III SDN Jetis I Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso Semester I Tahun pelajaran 2010/2011.




F. Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan dengan ruang lingkup sebagai berikut :

1. Materi pembelajaran yang digunakan pada pembahasan ini adalah kompetensi siswa dalam menguasai Operasi hitung bilangan tiga angka.
2. Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa siklus, tiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
3. Penelitian ini hanya dilakukan pada siswa kelas Kelas III SDN Jetis I Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso Semester I Tahun pelajaran 2010/2011.

G. Definisi Operasional

Guna menghindari kesalahan penafsiran terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, diberikan definisi operasional beberapa istilah sebagai berikut :
1. Media kartu angka adalah kemampuan guru dalam menyampaikan materi.
2. Operasi hitung bilangan tiga angka adalah kemampuan siswa dalam menciptakan berbagai soal terbuka dan dapat menjawabnya.
Dengan demikian yang dimaksud Media kartu angka dengan cara yang lebih inovatif, dapat meningkatkan kemampuan sisa dalam melakukan operasi hitung bilangan tiga angka Siswa Kelas III SDN Jetis I Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso Semester I Tahun pelajaran 2010/2011.
3. Penelitian ini hanya dilakukan pada siswa kelas III SDN Jetis Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso semester I tahun pelajaran 2010/2011 terdiri dari 25 siswa.





















BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.MEDIA KARTU ANGKA

1.Pengertian
2.Ruang Lingkup
3.Langkah/Strategi
4.Kekuatan dan Kelemahan

B.OPERASI HITUNG BILANGAN TIGA ANGKA
1.Pengertian
2.Faktor Penyebab
3.Upaya-upaya perbaikan.

C.Pengaruh Media kartu angka terhadap Peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan operasi hitung bilangan tiga angka.

A.MEDIA KARTU ANGKA
1. Pengertian
Pembelajaran dengan media kartu angka adalah sebuah pembelajaran yang dilakukan secara individu, berpasangan ataupun berkelompok. Menggunakan berbagai kartu angka mulai dari angka 0 sampai 9, sebanyak-banyaknya dengan aplikasi langkah-langkah Pembelajaran sebagai berikut :

1. Guru menyiapkan beberapa kartu angka dari angka 0 s/d 9 sebanyak 3 kotak.
2. Siswa mengambil satu kartu angka dari kotak no 1, 2 dan 3
3. Siswa meletakan angka sesuai yang diambilnya dari kotak secara berderet.
4. Siswa mengulang kembali mengambil satu kartu angka dari kotak no 1, 2 dan 3
5. Siswa meletakkan angka yang diambilnya dibawah angka sebelumnya dengan lurus
6. Siswa menentukan hasilnya dengan memilih angka yang sesuai di dalam kotak
7. Demikian seterusnya dilakukan pada angka-angka yang lain .

Mempermudah siswa mengapersepsikan suatu contoh dengan keadaan yang sebenarnya. Pembelajaran ini dapat digunakan pada semua mata pelajaran matematika di kelas awal pada operasi hitung bilangan, karena dalam pembelajaran merasakan enjoy Maybe one day. Ibarat tak ada gading yang tak retak, demikian dengan model penyajian media kartu angka yang lebih inovatif dari sebelumnya, namun juga memiliki keunggulan diantaranya :

1.Suasana kegembiraan dapat tercipta
2.Kerjasama antar siswa terwujud dengan dinamis
3.Munculnya Dinamika gotong royong dialami seluruh siswa.

Adapun kelemahannya kita harus mau mempersiapkan segala hal yang diperlukan dalam pembelajaran ini sebelum mempraktekkannya pada siswa.(Sering is Fun Atom.)

Dewasa ini perbendaharaan untuk membuat kartu angka secara luas bisa diperoleh dari berbagai sumber, misalnya dari surart-surat kabar, majalah-majalah, brosur-brosur dan buku-buku, kalender, lilin ulang tahun. Dari berbagai sumber tersebut dapat digunakan oleh guru secara efektif dalam kegiatan belajar-mengajar, pada setiap jenjang pendidikan dan berbagai disiplin ilmu.

Pada dasarnya membantu mendorong para siswa dan dapat membangkitkan minatnya pada pelajaran. Membantu mereka dalam mengembangkan kemampuan berhitung, kegiatan seni, dan pernyataan kreatif dalam melakukan operasi hitung bilangan, serta membantu mereka menafsirkan dan mengingat-ingat isi materi yang diterima. Demikian pula pemahaman pengertian mengenai kemasyarakatan bisa diperoleh dari berbagai media dan dalam situasi tertentu merupakan sumber terbaik untuk tujuan penelitian atau penyelidikan.

Kartu angka yang kita dapatkan dari media seperti halnya media instruksional lainnya, harus dipilih dan dipergunakan sesuai dengan tujuan khusus mata pelajaran, artinya tidak bisa sembarangan, itu hanya dipertunjukkan secara tersendiri ,khususnya di kelas awal kita dituntut mampu merencanakan atau mengaitkan peraga apa yang akan digunakan sesuai dengan tema pembelajaran. Namun demikian, terlalu banyak, mempergunakan media pada saat yang sama akan merugikan proses belajar-mengajar, oleh sebab itu pilih hal-hal inti yang dapat mengembangkan pemahaman bagi para siswa.

Kartu angka bisa dipergunakan oleh para siswa secara individual dalam latihan operasi hitung bilangan, yang bersifat khusus, dipergunakan dalam pameran di majalah dinding atau sebagai dasar bermain sambil belajar.

Media sendiri memiliki pengertian sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara siswa, pengajar, dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Namun pada dasarnya media tidak lagi hanya dipandang sebagai alat bantu tetapi juga diberi wewenang membawa pesan, untuk itu, media harus dipilih dan dikembangkan, secara sistematis dan digunakan dengan integral dalam proses pembelajaran.

Jadi, apabila kita mendengar kata media saat ini, maka istilah tersebut hendaknya ditafsirkan dalam pengertiannya yang terakhir, meliputi mulai dari alat bantu, hingga pembawa pesan dari kurikulum.

Mengingat banyaknya media dalam pembelajaran, maka pendidik perlu mengetahui jenis-jenis media sehingga bisa menentukan media yang tepat digunakan sesuai materi. Jenis media menurut para ahli: Sanjaya (2006 : 170), media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya.

a.Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi atas:

1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.
2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Jenis media yang tergolong ke dalam media visual adalah: film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.
3) Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung unsur tiga dimensi, namun penggunaan kartu angka bisa lebih menarik bagi siswa jika disampaikan dengan cara yang lebih inovatif.

Jadi kartu angka adalah media yang terbuat dari kertas atau karton bahkan media ini dapat dibuat sendiri oleh siswa sebagai alat bermain sambil belajar.

2. Ruang Lingkup

Kartu angka memiliki ruang lingkup yang terbatas yaitu kartu datar yang tidak tembus pandang dan media ini merupakan media yang sangat sederhana tanpa memerlukan perlengkapan dan tidak perlu diproyeksikan untuk mengamatinya.

Menurut Sanjaya (2006 : 170) media dilihat dari teknik pemakaiannya yaitu media yang tidak diproyeksikan seperti kata, angka, kalimat, gambar, foto, lukisan, radio, dan lain sebagainya.


A. Langkah-langkah Penggunaan kartu angka , sebagai media dalam oprasi hitung bilangan

KOTAK BERISI KARTU ANGKA






Contoh:









Perhatikan 3 kotak yang ada didepanmu

Kelompok 1
a.ambillah 1 angka dari kotak no 1, no2 dan no 3 lalu susun menjadi sebuah bilangan.

b.ambillah 1 angka dari kotak no 1, no2 dan no 3 lalu letakkan di bawah bilang an yang telah disusun sebelumnya.

Hitung berapa hasilnya !






































BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu

1. Penelitian dilaksanakan di Kelas III SDN Jetis I Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso. Sekolah ini terletak di Desa Jetis Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso.
2. Pembuatan rencana tindakan berdasarkan refleksi yang ditulis pada proposal dilaksanakan pada tanggal 12 Januari sampai 15 Maret 2011
3. Pelaksanaan tindakan dikerjakan mulai tanggal 25 Januari 2011 hingga 2 Pebruari 2011 Pembelajaran yang sesuai dengan kegiatan penelitian dilakukan setiap hari Adapun secara rinci jadwal kegiatan penelitian dilakukan sebagai berikut pada tabel 1

Tabel 1

No
Kegiatan
Pelaksanaan

1. Menyusun Proposal 15 Januari 2011
2. Revisi Proposal 17 Januari 2011
3. Seminar Proposal 19 Januari 2011
4. Persiapan Penelitian 20 Januari 2011
5. Pembuatan Instrumen 21 Januari 2011
6. Tindakan Siklus 1 25 Januari 2011
7. Analisis Hasil Siklus 1 27 Januari 2011
8. Penysunan Rencana Tindakan Siklus 2 29 Januari 2011
9. Tindakan Siklus 2 01 Pebruari 2011
10. Analisis Hasil Siklus 2 04 Pebruari 2011
11. Analisis Umum 08 Pebruari 2011
12. Penulisan Laporan 14 Peb 2010 s/d selesai

B. Subyek Penelitian

Siswa yang diteliti adalah siswa kelas III SDN Jetis I Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso semester I tahun pelajaran 2010/2011 berjumlah 25 siswa, dapat dilihat pada tabel 2 yaitu:

Tabel 2
No Nama Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
1 Hatiful U √ -
2 Holisul A √ -
3 Lucky P √ -
4 Hasan A √ -
5 Nur Aisah - √
6 S Aminah - √
7 Supriyadi √ -
8 F Zahroh √
9 Iwan S √ -
10 M Nawis √ -
11 M Taufik H √ -
12 Riris S √
13 Vivi D - √
14 M Junaidi √ -
15 A Hamdani √ -
16 M Saiful √ -
17 Ayub S √ -
18 M Fatah √ -
19 Eva M √
20 Tika W √
21 Fitrianingsih √
22 Hidayatullah √ -
23 Siska K - √
24 Rosi √ -
25 Tirai Safira √
Jumlah 15 10

1. Peneliti adalah MUSDALIFAH,S.Pd.M.Pd 197107092000122002
guru SDN Jetis I Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso yang sudah menjadi guru sejak tahun 2000 Dengan pendidikan terakhir S2

Kolaborator sebagai mitra kerja dalam penelitian ini adalah :

1. Boilan ,S.Pd Kepala SDN Jetis I
2. Wiwin Indarti Guru Kelas II SDN Jetis I

3. Langkah-langkah (Prosedur) Penelitian


Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Carr dan Kemmis,1991 ) . PTK menggambarkan sebagai proses yang dinamis meliputi aspek perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi yang merupakan langkah berurutan dalam satu siklus atau daur yang berhubungan dengan siklus berikutnya (Kurt Levin, 1993).









Karakteristik PTK antara lain :
1. Adanya masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktik pembelajaran yang dilakukannya selama ini di kelas mempunyai masalah yang harus diselesaikan.
2. PTK dilakukan melalui refleksi diri guru terhadap realitas pembelajaran di kelas.
3. PTK dilakukan di dalam kelas, sehingga fokus penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa prilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi.
4. PTK bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran
5. PTK dilakukan melalui siklus kegiatan perbaikan yang dilakukan secara berulang-ulang .

Prosedur secara umum dalam penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) menggunakan Model Kurt Lewin sebagaimana disampaikan oleh Arikunto (2002). Langkah pokok penelitian terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponen tersebut dipandang sebagai satu siklus, yang dapat digambarkan sebagai berikut :
Acting
Planning Observing
Reflectin

Keempat komponen penelitian di atas dapat penulis jelaskan sebagai berikut :

1. Perencanaan

Perencanaan tindakan merupakan bagian penting untuk dilakukan agar tujuan PTK berhasil. Masalah diidentifikasi bersama-sama dengan rekan sejawat guru berdasarkan studi kasus yang ditulis guru. Dari studi kasus, diidentifikasi bahwa guru merasa kesulitan dalam mengajarkan operasi hitung bilangan tiga angka. Operasi hitung bilangan tiga angka adalah kemampuan siswa dalam menerima materi ini secara cepat dan mampu melakukan Operasi hitung bilangan dengan benar.

Berdasarkan diskusi dengan rekan sejawat guru dan juga dari beberapa pustaka, tindakan yang dipilih guru untuk memperbaiki proses belajar mengajar tersebut adalah dengan melaksanakan pembelajaran mengunakan kartu angka dengan cara yang berbeda.

Selanjutnya guru membuat perencanaan tindakan, terdiri dari penyusunan RPP untuk kegiatan belajar mengajar (lampiran 1), mempersiapkan bahan belajar dari berbagai sumber (lampiran 2), mengembangkan latihan dan butir soal untuk evaluasi hasil belajar (lampiran 3), menyiapkan lembar observasi (lampiran 4), meminta dua orang rekan guru untuk melakukan observasi kegiatan belajar, serta membuat denah kelas (lampiran 5) untuk memudahkan pelaksanaan observasi.


2. Implementasi Tindakan

Kegiatan tindakan direncanakan menggunakan media kartu angka. Kegiatan ini merupakan bentuk tindakan nyata Peneliti dalam upaya memperbaiki atau meningkatkan prestasi belajar siswa. Seluruh kegiatan guru pada setiap pertemuan/kegiatan tetap mengacu kepada model pembelajaran yang dipilih sebagai solusi perbaikan pembelajaran.



Adapun secara khusus prosedur penelitian direncanakan sebagai berikut :

a. Siklus 1

Siklus 1 direncanakan akan dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Skenario yang dilakukan pada pertemuan 1 :

a). Membuka pelajaran berdoa bersama
b). Pembiasaan “menghafal perkalian”
c). Guru bercerita dengan singkat, sambil menggali pengalaman-pengalaman anak dalam hal berhitung.
d). Guru memberikan kesempatan anak untuk menceritakan pengalaman tentang kesulitan dalam berhitung
e). Guru membagi anak menjadi empat kelompok
f). Guru membagikan kartu angka masing-masing kelompok mendapat kartu dan menugaskan anak untuk memilih kartu angka mana yang disukai untuk membuat penjumlahan tiga angka secara bersusun
g). Guru menugaskan kepada masing-masing kelompok untuk mendiskusikan
bagaimana melakukan operasi hitung bilangan dengan benar
h). Guru menugaskan masing-masing kelompok untuk maju menyampaikan hasil diskusinya di papan tulis mewakili kelompoknya
i). Guru mengamati sambil menilai keberanian, kelancaran, dan ketepatan anak mengunakan kartu angka dengan benar yang benar
j). Guru mengklarifikasi apabila timbul permasalahan dalam operasi hitung bilangan dan menjelaskan cara dengan benar
k). Secara bergantian siswa melakukan operasi hitung bilangan yang telah dibuat dari kartu angka dan disalin ke buku tulisnya

2. Siklus 2

Siklus 2 dilakukan sama seperti pada siklus ke 1, yaitu menggunakan model/metode pembelajaran kartu angka dengan 2 pertemuan.
Di samping menggunakan pola pokok model pembelajaran terpilih, pada siklus 2 ini juga dilakukan dengan memperhatikan hasil pelaksanaan siklus 1. khususnya terkait dengan beberapa temuan/saran kolaborator dan peneliti selama melakukan tindakan siklus sebelumnya.




Skenario kegiatan yang dilakukan pada pertemuan 1 :

a). Di dalam siklus II langkah-langkah tindakan yang diterapkan sama dengan siklus I. Yang membedakannya adalah pada siklus II secara perlahan-lahan guru mengganti kartu angka yang ada di papan dengan bilangan kemudian secara kelompok siswa membacakannya dan dilanjutkan secara individu.

b). Tujuan tindakan ini untuk meningkatkan kemampuan melakukan operasi hitung bilangan tiga angka adalah kemampuan siswa dalam menerima materi ini secara cepat dan benar.

c). Selain itu dalam tindakan siklus II siswa yang mempunyai peningkatan secara cepat dan benar, diberikan pujian dan penghargaan. Dengan demikian harapan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan Operasi hitung bilangan yang benar dapat dicapai dengan cara yang benar dan hasil yang baik.

Pada akhir siklus ke 2 dilakukan pembahasan hasil penelitian secara menyeluruh dengan memperhatikan ketercapaian indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Apabila pada akhir siklus kedua ini telah menunjukkan ketercapaian indikator dan hasil pengamatan para pelaku penelitian mencapai harapan maka kegiatan penelitian dihentikan. Tetapi apabila hasil akhir belum menunjukkan harapan, perlu dirancang siklus berikutnya dengan beberapa perbaikan sesuai dengan titik-titik kelemahan pada siklus sebelumnya.


3.Observasi

Selama tahap pelaksanaan peneliti bersama kolaborator melakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.

Adapun fokus pengamatan dilakukan pada beberapa kegiatan berikut :

• Mengamati kegiatan siswa selama mengikuti pembelajaran. Pada tahap ini kolaborator bersama peneliti mengamati kegiatan siswa dan memberikan catatan-catatan khusus pada lembar observasi guru dan lembar observasi siswa.

• Mengamati semua peristiwa dalam proses belajar siswa. Kolaborator bersama peneliti mengamati dan mencatat semua peristiwa dalam pembelajaran. Baik aktivitas siswa maupun aktivitas guru.


• Mengamati proses presentasi hasil kerja. Yang diamati adalah ada atau tidaknya partisipasi siswa pada kelompok yang sedang presentasi. Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti bersama kolaborator.
• Mengamati kegiatan guru dalam pembelajaran selama menetapkan rencana pembelajaran. Yang diamati adalah keterampilan guru dalam meningkatkan motivasi siswa selama pembelajaran. Observasi dilakukan oleh kolaborator.

4.Analisis dan refleksi

Kegiatan yang dilakukan pada tahap analisis dan refleksi adalah memeriksa dengan seksama catatan hasil observasi untuk bahan kolaborasi. Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti dan juga kolaborator. Hasil refleksi digunakan untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan pembelajaran dengan media kartu angka dalam operas hitung bilangan tiga angka dengan benar, adalah kemampuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menerima materi ini secara cepat dan benar, siswa kelas III SDN Jetis I Kecamatan Curahdami Tahun 2010/2011. berdasarkan hasil refleksi ditentukan kegiatan berikutnya, apakah penelitian dihentikan atau dilanjutkan ke siklus berikutnya.

D.Teknik dan Pengumpula Data

Data penelitian diperoleh melalui pengamatan dan pengukuran hasil kegiatan yang diteliti. Data dikumpulkan dan diolah menjadi pernyataan fakta mengenai obyek yang diteliti.

1. Tekhnik pengumpulan data.
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan observasi dan tes sebagai data utama.

2. Alat pengumpulan
Alat pengumpulan data yang digunakan meliputi :
• Tes untuk mengumpulkan data hasil belajar.
• Lembar observasi untuk mengamati proses pembelajaran.


E.Metode Analisis Data

Data yang terkumpul selanjutnya diolah secara logis dan sistematis sesuai dengan rancangan penelitian yang telah ditetapkan. Pengolahan data diarahkan untuk memberikan argumentasi dan membenarkan atau menolak hipotesis. Analisis data tidak mengguanakan uji statistik tetapi menggunakan analisis perbandingan.

1. Data yang dibandingkan adalah prestasi belajar sebelum penelitian, hasil tindakan selama penelitian dan indikator keberhasilan yang ditetapkan.
2. Observasi sesuai hasil pengamatan dan refleksi baik oleh kolaborator maupun peneliti.
3. Kajian bersama antara peneliti, guru, dan kepala sekolah selaku kolaboran terhadap hasil pencapaian indikator keberhasilan yang ditetapkan.

F.Indikator Keberhasilan

Kegiatan penelitian dinyatakan berhasil dan kegiatan penelitian dihentikan apabila telah mencapai hal-hal :
1. Hasil belajar siswa mencapai nilai rata-rata sebesar 75%
2. Seluruh siswa kelas III dapat melakukan operasi hitung bilangan dengan
benar

G.Rencana Pembiayaan
Kegiatan penelitian ini dibiayai secara mandiri oleh peneliti. Adapun rincian biaya yang digunakan selama penelitian dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut :

Tabel 3

No
Uraian Kegiatan
Jumlah

I Persiapan
a. Rapat persiapan
b. Pembuatan Konsep Proposal
c. Pengetikan Proposal
d. Penggandaan/Penjilidan Proposal
e. Pembuatan instrumen penelitian
Rp. 25.000,-
Rp. –
Rp. 50.000
Rp. 50.000,-
Rp. 40.000,-

II Pelaksanaan
a. Rapat koordinasi
b. Pelaksanaan Tindakan dalam 3 siklus
c. Analisis data
Rp. 50.000,-
Rp. 150,000,-
Rp. 75.000,-
III Pelaporan
a. Penyusunan draf laporan
b. Pengetikan laporan
c. Penggandaan laporan ke Flash Dish/CD
Rp. 70.000,-
Rp. 75.000,-
Rp. 10.000,-
Jumlah Biaya Rp. 595.000,-

Data Berupa Nilai Siswa
A. Data awal

Data awal ini akan dijadikan sebagai pembanding keberhasilan penelitian. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengambil data awal.

1. Data awal prestasi belajar siswa mata pelajaran Matematika sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas (dikutip dari nilai Ulangan Harian semester I kelas III thn pelajaran 2010-2011). ketuntasan belajar (KKM) ditetapkan sebesar 66.



No Nama Jenis Kelamin Nilai Ketuntasan Belajar
L P Tuntas Tidak Tuntas
1. Hatiful U √ - 68 √ -
2. Holisul A √ - 65 - √
3. Lucky P √ - 65 - √
4. Hasan A √ - 65 - √
5. Nur Aisah - √ 66 √ -
6. S Aminah - √ 65 - √
7. Supriyadi √ - 66 √ -
8. F Zahroh - √ 65 - √
9. Iwan S √ - 65 - √
10. M Nawis √ - 66 √ -
11 M Taufik H √ - 68 √ -
12. Riris S - √ 65 - √
13 Vivi D - √ 68 √ -
14 M Junaidi √ - 65 - √
15 A Hamdani √ - 65 - √
16 M Saiful √ - 65 - √
17 Ayub S √ - 66 √ -
18 M Fatah √ - 65 - √
19 Eva M - √ 66 √ -
20 Tika W - √ 65 - √
21 Fitrianingsih - √ 65 - √
22 Hidayatullah √ - 66 √ -
23 Siska K - √ 65 - √
24 Rosi √ - 66 √
25 Tirai Safira - √ 66 √
Nilai Rata-rata 65,6 44 % siswa mencapai KKM sebesar 66

B. Data Hasil Penelitian

Data diambil sesudah dilakukan penelitian setiap akhir kegiatan dan siklus, data ini akan dijadikan pembanding keberhasilan/pencapaian indikator keberhasilan yang ditetapkan.












1. Siklus 1

a. Kegiatan/pertemuan 1

No Nama Indikator
Ketercapaian Pra Penelitian Nilai Ketuntasan Belajar
Tuntas Tidak tuntas
1 Hatiful U 75% 68 70 √ -
2 Holisul A 75% 65 65 - √
3 Lucky P 75% 65 65 - √
4 Hasan A 75% 65 66 √ -
5 Nur Aisah 75% 66 67 √ -
6 S Aminah 75% 65 65 - √
7 Supriyadi 75% 66 66 √ -
8 F Zahroh 75% 65 66 √ -
9 Iwan S 75% 65 65 - √
10 M Nawis 75% 66 68 √ -
11 M Taufik H 75% 68 65 - √
12 Riris S 75% 65 70 √ -
13 Vivi D 75% 68 65 - √
14 M Junaidi 75% 65 65 - √
15 A Hamdani 75% 65 66 √ -
16 M Saiful 75% 65 67 √ -
17 Ayub S 75% 66 65 - √
18 M Fatah 75% 65 66 √ -
19 Eva M 75% 66 66 √ -
20 Tika W 75% 65 65 - √
21 Fitrianingsih 75% 65 68 √ -
22 Hidayatullah 75% 66 65 - √
23 Siska K 75% 65 67 √ -
24 Rosi 75% 66 70 √ -
25 Tirai Safira 75% 66 65 - √
Nilai Rata-rata
65,6
74,3 56% siswa mencapai KKM sebasar 66


b. Kegiatan/pertemuan 2
No Nama Indikator
Ketercapaian Pra Penelitian Nilai Ketuntasan Belajar
Tuntas Tidak tuntas
1 Hatiful U 75 % 70 75 √ -
2 Holisul A 75 % 65 65 - √
3 Lucky P 75 % 65 65 - √
4 Hasan A 75 % 66 67 √ -
5 Nur Aisah 75 % 67 70 √
6 S Aminah 75 % 65 65 - √
7 Supriyadi 75 % 66 68 √ -
8 F Zahroh 75 % 66 70 √ √
9 Iwan S 75 % 65 65 - -
10 M Nawis 75 % 68 70 √ -
11 M Taufik H 75 % 65 65 √ √
12 Riris S 75 % 70 75 √ -
13 Vivi D 75 % 65 65 - √
14 M Junaidi 75 % 65 65 - √
15 A Hamdani 75 % 66 67 √ -
16 M Saiful 75 % 67 70 √
17 Ayub S 75 % 65 65 - √
18 M Fatah 75 % 66 68 √ -
19 Eva M 75 % 66 70 √ √
20 Tika W 75 % 65 65 - -
21 Fitrianingsih 75 % 68 70 √ -
22 Hidayatullah 75 % 65 65 √ √
23 Siska K 75 % 67 68 √ -
24 Rosi 75 % 70 68 √ -
25 Tirai Safira 75 % 65 68 √ -
Nilai Rata-rata 74,3 85,6 68 % siswa mencapai KKM sebasar 66


c. Rangkuman nilai hasil siklus 1

No Nama

Indikator
Pencapaian

Pra
Penelitian Nilai Ketuntasan Belajar
Perte
muan
1 Perte
muan
2 Rata
rata
akhir
siklus
1 Tuntas Tidak tuntas
1 Hatiful U 75 % 68 70 75 72 √ -
2 Holisul A 75 % 65 65 65 65 - √
3 Lucky P 75 % 65 65 65 65 - √
4 Hasan A 75 % 65 66 67 66 √ -
5 Nur Aisah 75 % 66 67 70 68 √
6 S Aminah 75 % 65 65 65 65 - √
7 Supriyadi 75 % 66 66 68 67 √ -
8 F Zahroh 75 % 65 66 70 68 √
9 Iwan S 75 % 65 65 65 65 - √
10 M Nawis 75 % 66 68 70 69 √ -
11 M Taufik H 75 % 68 65 65 65 - √
12 Riris S 75 % 65 70 75 72 √ -
13 Vivi D 75 % 68 65 65 65 - √
14 M Junaidi 75 % 65 65 65 65 - √
15 A Hamdani 75 % 65 66 67 66 √ -
16 M Saiful 75 % 65 67 70 68 √
17 Ayub S 75 % 66 65 65 65 - √
18 M Fatah 75 % 65 66 68 67 √ -
19 Eva M 75 % 66 66 70 68 √
20 Tika W 75 % 65 65 65 65 - √
21 Fitrianingsih 75 % 65 68 70 69 √ -
22 Hidayatullah 75 % 66 65 65 65 - √
23 Siska K 75 % 65 67 68 67 √ -
24 Rosi 75 % 66 70 68 67 √ -
25 Tirai Safira 75 % 66 65 68 67 √ -
Nilai rata-rata
65,6
74,3
85,6
79,9 60 % siswa mencapai KKM sebesar 66


d. Analisis hasil akhir siklus 1

1. Hasil tindakan pada akhir siklus 1 menunjukkan pencapaian ketuntasan secara individu sebesar 60%. Indikator ketuntasan yang ditetapkan sebagai keberhasilan penelitian sebesar 75%

2. Refleksi Peneliti : Pada kegiatan pertemuan 1 siswa nampak siswa mengalami peningkatan meskipun belum maksimal


3. Refleksi Kolaborator :

a. Kolaborator 1 : Pada kegiatan pertemuan 1 siswa nampak bersemangat peneliti terlihat antusias.
b. Kolaborator 2 : Pada kegiatan pertemuan 1 siswa nampak antusias peneliti terlihat seksama mengikuti jalannya PBM

Berdasarkan hasil penelitian pada akhir siklus 1, baik data ketuntasan belajar siswa secara individu maupun refleksi maka ditetapkan kegiatan penelitian dihentikan karena sudah mencapai indikator keberhasilan atau dilanjutkan ke siklus berikutnya dikarenakan indikator keberhasilan yang ditetapkan belum tercapai. Pada siklus berikutnya perlu dilakukan perbaikan tindakan pada pengembangan model pembelajaran ke arah yang lebih luas dari operasi hitung bilangan.







2. Siklus 2
a. Kegiatan/pertemuan 1

No Nama Indikator
Ketercapaian Pra Penelitian Nilai Ketuntasan Belajar
Tuntas Tidak tuntas
1 Hatiful U 75 % 72 75 √
2 Holisul A 75 % 65 65 - √
3 Lucky P 75 % 65 65 - √
4 Hasan A 75 % 66 68 √ -
5 Nur Aisah 75 % 68 68 √ -
6 S Aminah 75 % 65 67 √ -
7 Supriyadi 75 % 67 67 √ -
8 F Zahroh 75 % 68 68 √ -
9 Iwan S 75 % 65 66 √ -
10 M Nawis 75 % 69 70 √ -
11 M Taufik H 75 % 65 65 - √
12 Riris S 75 % 72 75 √
13 Vivi D 75 % 65 65 - √
14 M Junaidi 75 % 65 65 - √
15 A Hamdani 75 % 66 68 √ -
16 M Saiful 75 % 68 68 √ -
17 Ayub S 75 % 65 67 √ -
18 M Fatah 75 % 67 67 √ -
19 Eva M 75 % 68 68 √ -
20 Tika W 75 % 65 66 √ -
21 Fitrianingsih 75 % 69 70 √ -
22 Hidayatullah 75 % 65 65 - √
23 Siska K 75 % 67 70 √
24 Rosi 75 % 67 70 √
25 Tirai Safira 75 % 67 70 √
Nilai Rata-rata 79,9 68,7 68 % siswa mencapai KKM sebasar 66

b. Kegiatan/pertemuan 2

No Nama Indikator
Ketercapaian Pra Penelitian Nilai Ketuntasan Belajar
Tuntas Tidak tuntas
1 Hatiful U 75 % 75 77 √ -
2 Holisul A 75 % 65 67 √ -
3 Lucky P 75 % 65 66 √ -
4 Hasan A 75 % 68 70 √ -
5 Nur Aisah 75 % 68 72 √ -
6 S Aminah 75 % 67 70 √ -
7 Supriyadi 75 % 67 69 √ -
8 F Zahroh 75 % 68 70 √ -
9 Iwan S 75 % 66 67 √ -
10 M Nawis 75 % 70 70 √ -
11 M Taufik H 75 % 65 65 - √
12 Riris S 75 % 75 77 √ -
13 Vivi D 75 % 65 67 √ -
14 M Junaidi 75 % 65 66 √ -
15 A Hamdani 75 % 68 70 √ -
16 M Saiful 75 % 68 72 √ -
17 Ayub S 75 % 67 70 √ -
18 M Fatah 75 % 67 69 √ -
19 Eva M 75 % 68 70 √ -
20 Tika W 75 % 66 67 √ -
21 Fitrianingsih 75 % 70 70 √ -
22 Hidayatullah 75 % 65 65 - √
23 Siska K 75 % 70 70 √ -
24 Rosi 75 % 70 70 √ -
25 Tirai Safira 75 % 70 70 √ -
Nilai Rata-rata 68,7 69,4 92% siswa mencapai KKM sebasar 66

c. Rangkuman nilai hasil siklus 2
No Nama

Indikator
Pencapaian

Pra
Penelitian Nilai Ketuntasan Belajar
75 77 Rata
rata
akhir
siklus
1 Tuntas Tidak tuntas
1 Hatiful U 75 % 72 65 67 76 √
2 Holisul A 75 % 65 65 66 66 √
3 Lucky P 75 % 65 68 70 65 √
4 Hasan A 75 % 66 68 72 69 √
5 Nur Aisah 75 % 68 67 70 70 √
6 S Aminah 75 % 65 67 69 68 √
7 Supriyadi 75 % 67 68 70 68 √
8 F Zahroh 75 % 68 66 67 69 √
9 Iwan S 75 % 65 70 70 66 √
10 M Nawis 75 % 69 65 65 70 √
11 M Taufik H 75 % 65 75 77 65 √
12 Riris S 75 % 72 65 67 65 √
13 Vivi D 75 % 65 65 66 69 √
14 M Junaidi 75 % 65 68 70 70 √
15 A Hamdani 75 % 66 68 72 68 √
16 M Saiful 75 % 68 67 70 68 √
17 Ayub S 75 % 65 67 69 69 √
18 M Fatah 75 % 67 68 70 66 √
19 Eva M 75 % 68 66 67 70 √
20 Tika W 75 % 65 70 70 65 √
21 Fitrianingsih 75 % 69 65 65 70 √
22 Hidayatullah 75 % 65 70 70 65 √
23 Siska K 75 % 67 70 70 70 √
24 Rosi 75 % 67 70 70 70 √
25 Tirai Safira 75 % 67 75 77 70 √
Nilai rata-rata 79,9 68,7 69,4 70,8 83 % siswa mencapai KKM sebesar 66


d.Analisis hasil akhir siklus

3. Rangkuman Hasil Penelitian

No Kegiatan
Penelitian Indikator
Penelitian Hasil
Penelitian Keputusan penelitian
1. Penelitian
Siklus 1 75% siswa mencapai KKM sebesar 66 58% siswa mencapai KKM sebesar 66 1. Indikator yang ditetapkan tercapai/tidak tercapai sehingga kegiatan penelitian dihentikan atau hasil tindakan pada akhir siklus 1 menunjukkan pencapaian ketuntasan secara individu sebesar 58%. Indikator ketuntasan yang ditetapkan sebagai keberhasilan penelitian sebesar 75%
2. Refleksi peneliti : Pada kegiatan pertemuan 1 siswa nampak mengalami peningkatan
3. Refleksi kolaborator: cukup baik
a. Kolaborator 1: pada kegiatan pertemuan 1 siswa nampak antusias peneliti terlihat bersemangat
b. Kolaborator 2: Pada kegiatan pertemuan 1 siswa nampak senang peneliti terlihat cukup menguasai materi
Berdasarkan hasil penelitian pada akhir siklus 1, baik data ketuntasan belajar siswa secara individu maupun refleksi maka ditetapkan kegiatan penelitian dihentikan karena sudah mencapai indikator keberhasilan atau dilanjutkan ke siklus berikutnya dikarenakan indikator keberhasilan belum tercapai. Pada siklus berikutnya perlu dilakukan perbaikan tindakan pada pengembangan media yang digunakan dalam model pembelajaran.
1.dilanjutkan ke siklus berikutnya
2.perbaikan yang perlu dilakukan pada kegiatan siklus berikutnya adalah pemantapan
2. Penelitian siklus 2 75 % siswa mencapai KKM sebesar 66 83 % siswa mencapai KKM sebesar 66 1.indikator yang ditetapkan tercapai/tidak tercapai sehingga kegiatan penelitian dihentikan atau dilanjutkan ke siklus berikutnya.
2.Perbaikan yang perlu dilakukan pada kegiatan siklus berikutnya adalah tidak perlu dilanjutkan karena sudah mencapai Indokator pencapaian yang ditetapkan sebesar 75%






LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran/Topik Matematika
Operasi hitung bilangan tiga angka
Kelas/Sekolah III (tiga)/Jetis I
Nama Pengajar Musdalifah,S.Pd.M.Pd

TAHAP/
ASPEK INDIKATOR HASIL OBSERVASI
KEGIATAN AWAL
Apersepsi dan motivasi 1. Apa yang dilakukan guru pengajar untuk menggali pengetahuan awal atau memotivasi siswa?
2. Bagaimana respon siswa? Apakah siswa bertanya tentang sesuatu masalah terkait dengan apa yang disajikan guru pengajar pada kegiatan awal?
KEGIATAN INTI
Materi Ajar 3. Apakah guru pengajar memberikan penjelasan umum tentang materi ajar atau prosedur kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa?
4. Bagaimana keterkaitan antara pembelajaran dengan realita kehidupan, lingkungan dan pengetahuan lainnya?
Pengelolaan sumber belajar/media 5. Apakah guru pengajar terampil dalam memanfaatkan dan mampu memanipulasi media pembelajaran?
6. Bagaimana interaksi siswa dengan sumber belajar/media?
Strategi Pembelajaran 7. Apakah proses pembelajaran dilaksanakan dengan strategi yang sesuai secara lancar?
8. Apakah siswa dapat mengikuti alur kegiatan belajar?
9. Bagaimana cara guru pengajar memberikan arahan yang mendorong siswa untuk bertanya, berpikir dan beraktivitas?
10. Apakah siswa aktif melakukan kegiatan fisik dan mental(berpikir)? Berapa banyak siswa yang aktif belajar?
KEGIATAN PENUTUP
Penguatan/
konsulidasi 11. Bagaimana cara guru pengajar memberikan penguatan, dengan mereviu, merangkum atau menyimpulkan?
12. Apakah guru pengajar memberi tugas rumah untuk remidi atau penguatan?
Evaluasi 13. Bagaimana cara guru pengajar melakukan evaluasi pembelajaran?
14. Bagaimana ketuntasan belajar siswa?
KOMENTAR OBSERVER Keterlaksanaan skenario pembelajaran (berdasarkan RPP):
Pelajaran berharga yang dapat dipetik oleh observer:
Lain-lain:

Bondowoso, 2 Pebruari 2011
Observer,







BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Sebelum Penelitian
Hasil pengamatan sementara yang dilakukan sebelum penelitian, didapatkan data bahwa kemampuan siswa pada mata pelajaran Matematika khususnya mengenai Operasi hitung bilangan 3 angka sangat rendah. Data awal prestasi belajar siswa mata pelajaran Matematika.sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas.

Data awal prestasi belajar Siswa mata pelajaran Matematika diantara dua cara pengambilan data berikut sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas (dikutip dari nilai ulangan harian semester I kelas III th pelajaran 2010-2011). Ketuntasan belajar (KKM) ditetapkan sebesar 66

No Nama Jenis Kelamin Nilai Ketuntasan Belajar
L P Tuntas Tidak Tuntas
1 Hatiful U - √ 68 √ -
2 Holisul A √ - 65 √ √
3 Lucky P √ - 65 - √
4 Hasan A - √ 65 - √
5 Nur Aisah - √ 66 √ -
6 S Aminah √ - 65 - √
7 Supriyadi - √ 66 √ -
8 F Zahroh - √ 65 - √
9 Iwan S √ - 65 √ -
10 M Nawis - √ 66 √ -
11 M Taufik H - √ 65 - √
12 Riris S - √ 68 √ -
13 Vivi D √ - 65 √ √
14 M Junaidi √ - 65 - √
15 A Hamdani - √ 65 - √
16 M Saiful - √ 66 √ -
17 Ayub S √ - 65 - √
18 M Fatah - √ 66 √ -
19 Eva M - √ 65 - √
20 Tika W √ - 65 √ -
21 Fitrianingsih - √ 66 √ -
22 Hidayatullah - √ 65 - √
23 Siska K 66 √ -
24 Rosi 66 √ -
25 Tirai Safira 66 √ -
Nilai Rata-rata 65 42 % siswa mencapai KKM sebesar 66*)

*) Ketuntasan didasarkan kepada pencapaian ketuntasan individu yaitu jumlah siswa yang mencapai KKM dibagi Jumlah seluruh siswa dikalikan 100%

Indikator keberhasilan penelitian sebagaimana disebutkan pada Bab III menyatakan bahwa kegiatan penelitian dinyatakan berhasil dan kegiatan penelitian dihentikan apabila telah mencapai hal-hal:

1. Hasil belajar siswa mencapai nilai rata-rata sebesar 75%
2. 75% Siswa kelas III dapat melakukan operasi hitung bilangan tiga angka dengan benar

Dengan demikian perbandingan antara kondisi awal sebelum dilakukan tindakan penelitian dengan indikator keberhasilan yang diharapkan (pasca penelitian) tergambar sebagai berikut:

No Indikator Hasil Belajar
Data awal sebelum tindakan Data akhir yang diharapkan setelah tindakan KKM
1 Prestasi belajar siswa
75%
65

66






A. Hasil Penelitian Pada Siklus 1

1. Pertemuan ke-1

(1) Perencanaan

Kegiatan bimbingan direncanakan memanfaatkan pertemuan kelompok kerja guru di gugus. Fokus pembinaan diarahkan kepada bimbingan penyusunan Penelitian Tindakan kelas.


(2) Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan berupa bimbingan guru melalui KKG dan oleh Pengawas, 2 kolaborator yaitu Kepala SDN Jetis I dan Guru Kelas II SDN Jetis I

(3) Hasil Pengamatan

Kegiatan/pertemuan 1
Hasil tes siswa yang dilakukan pada akhir pertemuan ke 1 sebagai berikut:


No Nama Indikator
Ketercapaian Pra Penelitian Nilai Ketuntasan Belajar
Tuntas Tidak tuntas
1 Hatiful U 75% 68 70 √ -
2 Holisul A 75% 65 65 - √
3 Lucky P 75% 65 65 - √
4 Hasan A 75% 65 66 √ -
5 Nur Aisah 75% 66 67 √ -
6 S Aminah 75% 65 65 - √
7 Supriyadi 75% 66 66 √ -
8 F Zahroh 75% 65 66 √ -
9 Iwan S 75% 65 65 - √
10 M Nawis 75% 66 68 √ -
11 M Taufik H 75% 65 65 - √
12 Riris S 75% 68 70 √ -
13 Vivi D 75% 65 65 - √
14 M Junaidi 75% 65 65 - √
15 A Hamdani 75% 65 66 √ -
16 M Saiful 75% 66 67 √ -
17 Ayub S 75% 65 65 - √
18 M Fatah 75% 66 66 √ -
19 Eva M 75% 65 66 √ -
20 Tika W 75% 65 65 - √
21 Fitrianingsih 75% 66 68 √ -
22 Hidayatullah 75% 65 65 - √
23 Siska K 75% 66 67 √ -
24 Rosi 75% 66 67 √ -
25 Tirai Safira 75% 66 67 √ -
Nilai Rata-rata
65
66 58 % siswa mencapai KKM sebasar 66


Hasil observasi dilakukan oleh mitra kolaborasi dengan hasil sebagai berikut :
– Pada kegiatan awal siswa nampak Antusias
– Pada saat presentasi hasil kelompok, Cukup baik
– Interaksi antar kelompok mampu berinteraksi dengan baik


2. Pertemuan ke-2

(1) Perencanaan

Perencanaan dilakukan dengan menggunakan media kartu angka pilihan untuk meningkatkan kemampuan dalam operasi hitung bilangan. Beberapa kegiatan yang dilakukan di antaranya:
Menyusun RPP tentang Operasi hitung bilangan.
Menyiapkan alat-alat dan media yang digunakan
Menyiapkan instrumen observasi.

(2) Pelaksanaan

Karena siklus 1 belum mencapai Indikator yang ditetapkan 75 %
maka dilakukan siklus 2 dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a). Membuka pelajaran berdoa bersama
b). Pembiasaan “menghafal perkalian”
c). Guru membagi anak menjadi empat kelompok
d). Guru membagikan kartu angka masing-masing kelompok mendapat satu kartu dan menugaskan anak untuk memilih kartu angka sesuai dengan lembar kerja
e). Guru menugaskan kepada masing-masing kelompok untuk mendiskusikan
bagaimana mengunakan kartu angka dalam operasi hitung bilangan
f). Guru menugaskan masing-masing kelompok untuk maju mengunakan kartu angka mewakili kelompoknya.
g). Guru mengamati sambil menilai keberanian, kelancaran, dan ketepatan anak menggunakan kartu angka dalam operasi hitung bilangan 3 angka dengan benar.
h). Guru mengklarifikasi apabila timbul permasalahan dalampengunaan kartu angka sesuai metode global.
i). Secara bergantian siswa mengunakan kartu angka dengan bantuan metode global


B. Hasil Penelitian Pada Siklus 2

1. Pertemuan ke-1

a. Perencanaan

Perencanaan dilakukan dengan menggunakan model media kartu angka pilihan untuk meningkatkan kemampuan berhitung tiga angka. Beberapa kegiatan yang dilakukan di antaranya:
Menyusun RPP tentang operasi hitung bilangan.
Menyiapkan alat-alat dan media yang digunakan
Menyiapkan instrumen observasi.

Kegiatan yang dilakukan berupa bimbingan guru melalui KKG dan oleh Pengawas, 2 kolaborator yaitu Kepala SDN Jetis I dan Guru Kelas II SDN Jetis I
(3) Hasil Pengamatan

Kegiatan/pertemuan 1
Hasil tes siswa yang dilakukan pada akhir pertemuan ke 1 sebagai berikut:

1. Kegiatan Pendahuluan
a). Di dalam siklus II langkah-langkah tindakan yang diterapkan sama dengan siklus I. Yang membedakannya adalah pada siklus II secara perlahan-lahan guru mengunakan kartu angka yang ada di kotak dengan secara kelompok, siswa mendemontrasikan dan dilanjutkan secara kelompok kecil.

2. Kegiatan Inti
b). Tujuan tindakan ini untuk meningkatkan kemampuan berhitung adalah kemampuan siswa dalam menerima materi ini secara cepat dan benar, maka anak diberi kebebasan bermain kartu angka sesuai keinginannya tetapi dalam bimbingan guru.

3. Kegiatan Penutup
c). Selain itu dalam tindakan siklus II siswa yang mempunyai peningkatan secara cepat dan benar, diberikan pujian dan penghargaan. Dengan demikian harapan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan berhitung yang benar adalah dapat dicapai dengan cara yang benar dan hasil yang baik. Selanjutnya sebagai pengayaan guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat kartu angka sebagai alat bermain dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari

(3) Hasil Pengamatan
Hasil tes siswa yang dilakukan pada akhir pertemuan ke 1 sebagai berikut:
No Nama Indikator
Ketercapaian Pra Penelitian Nilai Ketuntasan Belajar
Tuntas Tidak tuntas
1 Hatiful U 75 % 72 75 √
2 Holisul A 75 % 65 65 - √
3 Lucky P 75 % 65 65 - √
4 Hasan A 75 % 66 68 √ -
5 Nur Aisah 75 % 68 68 √ -
6 S Aminah 75 % 65 67 √ -
7 Supriyadi 75 % 67 67 √ -
8 F Zahroh 75 % 68 68 √ -
9 Iwan S 75 % 65 66 √ -
10 M Nawis 75 % 69 70 √ -
11 M Taufik H 75 % 65 65 - √
12 Riris S 75 % 72 75 √
13 Vivi D 75 % 65 65 - √
14 M Junaidi 75 % 65 65 - √
15 A Hamdani 75 % 66 68 √ -
16 M Saiful 75 % 68 68 √ -
17 Ayub S 75 % 65 67 √ -
18 M Fatah 75 % 67 67 √ -
19 Eva M 75 % 68 68 √ -
20 Tika W 75 % 65 66 √ -
21 Fitrianingsih 75 % 69 70 √ -
22 Hidayatullah 75 % 65 65 - √
23 Siska K 75 % 67 70 √
24 Rosi 75 % 67 70 √
25 Tirai Safira 75 % 67 70 √
Nilai Rata-rata 67 67 75 % siswa mencapai KKM sebasar 66


Hasil observasi dilakukan oleh mitra kolaborasi dengan hasil sebagai berikut :
– Pada kegiatan awal siswa nampak Senang
– Pada saat presentasi hasil kelompok, bekerjasama dengan baik
– Interaksi antar kelompok cukup bagus

2. Pertemuan ke-2

(1)Hasil Pengamatan

Hasil tes siswa yang dilakukan pada akhir pertemuan ke 1 sebagai berikut:




No Nama Indikator
Ketercapaian Pra Penelitian Nilai Ketuntasan Belajar
Tuntas Tidak tuntas
1 Hatiful U 75 % 75 77 √ -
2 Holisul A 75 % 65 67 √ -
3 Lucky P 75 % 65 66 √ -
4 Hasan A 75 % 68 70 √ -
5 Nur Aisah 75 % 68 72 √ -
6 S Aminah 75 % 67 70 √ -
7 Supriyadi 75 % 67 69 √ -
8 F Zahroh 75 % 68 70 √ -
9 Iwan S 75 % 66 67 √ -
10 M Nawis 75 % 70 70 √ -
11 M Taufik H 75 % 65 65 - √
12 Riris S 75 % 75 77 √ -
13 Vivi D 75 % 65 67 √ -
14 M Junaidi 75 % 65 66 √ -
15 A Hamdani 75 % 68 70 √ -
16 M Saiful 75 % 68 72 √ -
17 Ayub S 75 % 67 70 √ -
18 M Fatah 75 % 67 69 √ -
19 Eva M 75 % 68 70 √ -
20 Tika W 75 % 66 67 √ -
21 Fitrianingsih 75 % 70 70 √ -
22 Hidayatullah 75 % 65 65 - √
23 Siska K 75 % 70 70 √ -
24 Rosi 75 % 70 70 √ -
25 Tirai Safira 75 % 70 70 √ -
Nilai Rata-rata 67 69 91 % siswa mencapai KKM sebasar 66

Hasil observasi dilakukan oleh mitra kolaborasi dengan hasil sebagai berikut :

– Pada kegiatan awal siswa nampak senang

– Pada saat presentasi hasil kelompok, berjalan lancar

– Interaksi antar kelompok sangat baik










2. Refleksi Akhir Siklus ke-2


Hasil akhir pada siklus 2

No Nama

Indikator
Pencapaian

Pra
Penelitian Nilai Ketuntasan Belajar
Perte
muan
1 Perte
muan
2 Rata
rata
akhir
siklus
1 Tuntas Tidak tuntas
1 Hatiful U 75 % 72 75 77 76 √
2 Holisul A 75 % 65 65 67 66 √
3 Lucky P 75 % 65 65 66 65 √
4 Hasan A 75 % 66 68 70 69 √
5 Nur Aisah 75 % 68 68 72 70 √
6 S Aminah 75 % 65 67 70 68 √
7 Supriyadi 75 % 67 67 69 68 √
8 F Zahroh 75 % 68 68 70 69 √
9 Iwan S 75 % 65 66 67 66 √
10 M Nawis 75 % 69 70 70 70 √
11 M Taufik H 75 % 65 65 65 65 √
12 Riris S 75 % 72 75 77 76 √
13 Vivi D 75 % 65 65 67 66 √
14 M Junaidi 75 % 65 65 66 65 √
15 A Hamdani 75 % 66 68 70 69 √
16 M Saiful 75 % 68 68 72 70 √
17 Ayub S 75 % 65 67 70 68 √
18 M Fatah 75 % 67 67 69 68 √
19 Eva M 75 % 68 68 70 69 √
20 Tika W 75 % 65 66 67 66 √
21 Fitrianingsih 75 % 69 70 70 70 √
22 Hidayatullah 75 % 65 65 65 65 √
23 Siska K 75 % 67 70 70 70 √
24 Rosi 75 % 67 70 70 70 √
25 Tirai Safira 75 % 67 70 70 70 √
Nilai rata-rata 67 67 69 68 83 % siswa mencapai KKM sebesar 66

Berdasarkan hasil penelitian pada akhir siklus 2, baik data ketuntasan belajar siswa secara individu maupun refleksi maka ditetapkan kegiatan penelitian dihentikan karena sudah mencapai indikator keberhasilan indikator keberhasilan yang ditetapkan sudah tercapai.


C. Pembahasan
Hasil akhir penelitan meliputi siklus 1 dan 2 dijadikan dasar penentu keberhasilan penelitian secara keseluruhan. Gambaran setiap siklus maupun hasil pada siklus akhir menjadi kesimpulan penelitian yang sekaligus menjawab rumusan masalah penelitian . berikut disajikan data lengkap penelitian.



No Kegiatan
Penelitian Indikator
Penelitian Hasil
Penelitian Keputusan penelitian
1. Penelitian
Siklus 1 75 % siswa mencapai KKM sebesar 66 58 % siswa mencapai KKM sebesar 66 4. Indikator yang ditetapkan tercapai/tidak tercapai sehingga kegiatan penelitian dihentikan atau hasil tindakan pada akhir siklus 1 menunjukkan pencapaian ketuntasan secara individu sebesar 58%. indikator ketuntasan yang ditetapkan sebagai keberhasilan penelitian sebesar 75%
5. Refleksi peneliti : Pada kegiatan pertemuan 1 siswa nampak mengalami peningkatan
6. Refleksi kolaborator: cukup baik
c. Kolaborator 1: pada kegiatan pertemuan 1 siswa nampak antusias peneliti terlihat bersemangat
d. Kolaborator 2: Pada kegiatan pertemuan 1 siswa nampak senang peneliti terlihat cukup menguasai materi
Berdasarkan hasil penelitian pada akhir siklus 1, baik data ketuntasan belajar siswa secara individu maupun refleksi maka ditetapkan kegiatan penelitian dihentikan karena sudah mencapai indikator keberhasilan atau dilanjutkan ke siklus berikutnya dikarenakan indikator keberhasilan belum tercapai. Pada siklus berikutnya perlu dilakukan perbaikan tindakan pada pengembangan media yang digunakan dalam model pembelajaran.
1.dilanjutka ke siklus berikutnya
2.perbaikan yang perlu dilakukan pada kegiatan siklus berikutnya adalah pemantapan
2. Penelitia siklus 2 75 % siswa mencapai KKM sebesar 66 83 % siswa mencapai KKM sebesar 66 1.indikator yang ditetapkan tercapai/tidak tercapai sehingga kegiatan penelitian dihentikan atau dilanjutkan ke siklus berikutnya.
2.Perbaikan yang perlu dilakukan pada kegiatan siklus berikutnya adalah tidak perlu dilanjutkan karena sudah mencapai Indokator pencapaian yang ditetapkan sebesar 75 %

Menyimak hasil penelitian dari siklus ke siklus, khususnya pada siklus akhir dapat disimpulkan bahwa hipótesis penelitian yang menyatakan media kartu angja dapat dibuktikan secara signifikan. Dengan demikian, media kartu angka dapat dijadikan sebagai salah satu media pembelajaran guru dalam mengatasi kesulitan pembelajaran tentang operasi hitung bilangan.








BAB V

P E N U T U P


5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan seperti yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, ditemukan beberapa hal sebagai berikut.

1. Penerapan Media Kartu Angka di kelas III SDN Jetis I dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam hal Operasi Hitung bilangan tiga angka.

2. Peningkatan kemampuan siswa baik secara individu maupun kelompok dapat dicapai dalam waktu dua siklus pembelajaran dengan hasil pencapaian KKM sebesar 92% tuntas KKM sebesar 66

3. Penelitian tindakan kelas amat bermanfaat bagi peningkatan kompetensi guru dalam melakukan pembelajaran di kelasnya.


5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai
berikut :

1. Siswa seyogyanya antusias dalam menerima pelajaran

2. Guru dan sejawat, sebaiknya memberikan motivasi untuk penelitian berikutnya

3. Kepala sekolah, sebaiknya dapat menjadikan hasil penelitian untuk peningkatan mutu pendidikan di Sekolah yang dipimpinnya

4. Sekolah, agar dapat meningkatkan prestasi bagi para siswanya.









DAFTAR PUSTAKA

Poes poprodjo dan Gelarso 1987 ”Logika ilmu bernalar” bandung remaja Karya

WJS Poerwodarminto ”Kamus Umum Bahasa Indonesia”, PN Balai Pustaka Jakarta 1976

Drs. Sunarjo. MS.MA,FIP Universitas Malang tentang ”Petunjuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK)”

EBD UT ” penelitian tindakan kelas (PTK) secara praktis dan refleksi ” 1985

Kurikulum 2004, DEPDIKNAS

Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Timur Dinsa Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Timur, ” penerapan PAKEM BAHASA SD ”. 2002

Materi pembinaan pengembangan Mata Pelajaran Bagi Guru Sekolah Dasar Tahun 2002

Jumat, 25 Februari 2011

~ REFLEKSI AKHIR PEKAN~

Akhir pekan semoga menjadi hari yg membahagiakan,tdk ada salahnya kita coba untuk sedikit merenungi tentang "TEMAN"
Teman yg paling setia adlh keberanian dan ketekunan,sementara musuh besar diri kita adlh takut dan bimbang.Sesungguhnya teman setia adlh mereka yg selalu ada dlm suka & duka,bahkan ketika yg lain menjauh.Kita adlh org lemah bila tak sangup mencari teman,dan menyia_nyiakan teman.Hidup ini tidak bisa kita lalui sendiri,sekuat apapun kita pasti butuh orang lain.Sudahkah kita memulyakan teman?

Kamis, 24 Februari 2011

~ HANYA DENGAN RIDHOMU ~

Lindungilah perasaan kamidari api yang bisa melukai kemurnian cintaku padaMu...
Bimbinglah aku bersamanya dalam MahabbahMu Yaa...Robb...
Berikan kesejukan dan kedamaian antara aku dengannya...
Jangan biarkan kami ada dalam ketidak berdayaan.
Jauhkanlah kami dari prasangka yang ta'pernah kami lakukan.
Berikanlah HidayahMu...Lipatgandakan rizki,dan ajari kami selalu mengingatMu
Jika aku memohon padaMu kabulkanlah,sehatkanlah kami...
Panjangkan umur kami,agar kami punya kesempatan lebih banyak memujaMu.
Mudahkanlah segala urusan kami.
Yaa...Robb.... Hanya dengan Ridhomu kami akan rasakan bahwa hidup ini indah...

Yaa...Robb...lindungilah aku dan orang yang menyayangiku...

Rabu, 23 Februari 2011

~INOFASI~

Imajinatif

Yang dapat merubah adalah diri kita sendiri.
Jika Anda melarang orang-orang kreatif berimajinasi, maka Anda seperti melempar mereka ke tengah-tengah gurun yang panas terik gersang meradang nan kerontang tanpa setetes air pun. Berlebihan! Imajinasi adalah karunia ilahi yang dasyat yang hanya dihadiahkan Tuhan YME kepada mahkluk kesayangannya, yaitu umat manusia. Imajinasi adalah nafasnya kreatifitas. Tanpa imajinasi tidak ada kreatifitas. Dengan imajinasinya orang-orang kreatif mampu menciptakan dunia yang tak terbatasi oleh dimensi waktu; masa lalu, masa kini, masa mendatang, atau masa yang hingga kini belum terdefinisikan. Orang kreatif terbilang memanjakan imajinasinya, sesuatu yang dia pelajari dari kebiasaan anak-anak dalam masa pertumbuhan mereka. Orang kreatif cenderung terus menyegarkan imajinasinya dengan teknik-teknik, stimulan-stimulan, aktivitas, kebiasaan, bahkan ritual tertentu. Dengan kekuatan imajinasi inilah orang mendapat bahan mentah bagi proses kreatif dan hasil inovatifnya.
Mari terus berinofasi untuk peningkatan kwalitas diri...

~IKLIM~Perubahan iklim yang tak menentu sering kali membuat kita terserang berbagai penyakit,salah satunya adalah Inflensa.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika terserang Flu,Jangan dianggap remeh,karena bisa mengangu kinerja.

LANGKAH PERTAMA SAAT TERKENA FLU

1. Istirahat di tempat tidur jika merasa demam.
2. Untuk mengurangi sekresi yang terkumpul dijalan pernapasan dan menjaga tenggorokan tidak terasa kering, sering-sering minum air putih.
3. Hindari minum susu ataupun produk olahannya karena susu bisa mempertebal sekresi mukus (dahak) sehingga akan sulit dikeluarkan.
4. Jika gejala flu tidak tertahankan, konsumsi obat flu yang dijual bebas. Telitilah membaca label, kandungan obat, efek samping, serta aturan pakai yang tertera pada kemasannya.
5. Jika gejala semakin memburuk dalam waktu 72 jam atau lebih, juga disertai batuk yang tidak mau reda, segera hubungi dokter.

PENANGKIS FLU

Vitamin C.
Membantu penderita flu mengurangi rasa tidak enak badan karena bekerja sebagai antioksidan (menegah radikal bebas dalam tubuh dan menghancurkannya).

Sup ayam.
Berperan meningkatkan imunitas tubuh, juga membantu membersihkan mukus (dahak) dari saluran pernapasan dan menghilangkan bulion yang mengandung substansi pembawa virus pilek. Jika disajikan dalam keadaan hangat, uap yang dihasilkan dapat berfungsi megatasi sesak napas.

Daging rebus.
Makanan ini kaya akan seng dan mineral lain yang dapat merangsang beroperasinya sistem kekebalan tubuh.

Buah sitrun dan jus buah-buahan.
Memiliki efek antihistamin (antialergi).

Bawang putih.
Dapat membantu melawan virus sehingga mengurangi gejala flu, mempercepat waktu penyembuhan dan mengurangi peluang terjangkitnya virus lain untuk datang.Juga bersifat antivirus sehingga dapat berperan sebagai pencegah infeksi alami. Manfaat bawang putih tidak berkurang meskipun dimasak.

L a d a .
Mengandung capsaicin (sejenis zat yang memberikan rasa hangat) yang dapat membantu melapangkan jalan napas atas (hidung, pangkal hidung, dan laring).

K e t u m b a r .
Cara praktisnya ketumbar direbus, tambahkan jahe, daun bawang putih dan madu. Air rebusan disaring lalu diminum. Untuk menghilangkan batuk, air rebusan ketumbar dibubuhi kayu manis, kumis kucing dan gula aren.

Untunglah, flu bisa sembuh dengan sendirinya bila gejalanya tidak parah dan tidak menimbulkan komplikasi. Syarat utamanya adalah, istirahat dan memngkonsumsi berbagai bahan makanan dan obat yang sesuai.

sumber : Hudzaifah.org

SEMANGATLAH GARUDAKU

Ayo terus maju pantang mundur...

IMAJINASI

Imajinasi adalah gambaran pendahulu dari peristiwa hidup yang akan kita jelang...

Senin, 21 Februari 2011

~ MOTIVASI ~

Motivasi harus datang dari diri kita setiap saat,karena hanya diri kitalah yg mampu menolong diri sendiri dengan ijinNya.

10 KOPETENSI YG HARUS DIMILIKI UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA & SAYANK ~

10 KOPETENSI YG HARUS DIMILIKI UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA & SAYANK ~
oleh Atien A Mochtar pada 21 Februari 2011 jam 5:31
Ada yg terkadang ta'mampu dipahami,ktk kita dituntut berbgai kesibukan,dr hal terkecil sekalipun mampu merubah kadar cinta,ada beberapa hal yg hrs dipahami diantaranya:

1 . Saling Percaya
2 . Saling Terbuka/Jujur
3 . Saling Menghormati
4 . Saling Menghargai
5 . Saling Mengingatkan/Perhatian
6 . Saling Mengagumi
7 . Saling Melengkapi
8 . Saling Berbagi
9 . Saling Mengerti
10. Saling Setia

10 kopetensi ini,insyaallah akan bisa bahagia, mawadhah,warohmah amin.
"Jgn katakan tdk sebelum mencoba"

Minggu, 20 Februari 2011

ILMU

"Ilmu yang tak diamalkan bagaikan pohon yang tak berbuah

PENGEMBANGAN KURIKULUM

Pengembangan kurikulum SD
Nama : SOLEHATININGSIH
NIM : 100210274026
Kelas : A

1. Apa pengertian dan hakekat kurikulum.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Jadi, kurikulum bukan hanya dokumen yang berisi tujuan dan garis bersar program pengajaran akan tetapi akan berarti setelah diterjamahkan secara relevan dalam bentuk proses belajar mengajar sebagai bentuk operasional system kurikulum.
Secara singkat, posisi kurikulum dapat disimpulkan menjadi tiga, yaitu:
1) kurikulum adalah "construct",
2) kurikulum berposisi sebagai jawaban untuk menyelesaikan berbagai masalah social yang berkenaan dengan pendidikan,
3) kurikulum untuk membangun kehidupan masa depan dimana kehidupan masa lalu, masa sekarang, dan berbagai rencana pengembangan dan pembangunan bangsa dijadikan dasar untuk mengembangkan kehidupan masa depan.

2. Mengapa kurikulum pendidikan harus ada?
Kurikulum merupakan komponen yang sangat penting bagi berlangsungnya pendidikan. Kurikulum memuat komponen-komponen seperti tujuan, isi, struktur program, organisasi dan proses belajar mengajar. Oleh karenanya kurikulum pendidikan harus ada. Pendidikan sebagai sebuah proses tentunya memiliki tujuan, seperti dalam UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 bahwa tujuan pendidikan di Indonesia adalah “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, beraklah mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Nah, untuk dapat mewujudkan tersebut perlu disusun kurikulum sebagai pedoman untuk mencapai tujuan baik di tingkat pra sekolah, SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi. Tanpa adanya kurikulum maka pendidikan akan morat-marit, tidak tahu kemana arah tujuan yang akan dicapai. Akan tetapi dengan adanya kurikulum akan mempermudah untuk melaksanakan dan mengimplemantasikan kurikulum dalam kegiatan belajar mengajar.
Kurikulum akan sangat bermanfaat bagi kepala sekolah untuk dapat mengembangkan sekolah, kemuadia guru untuk memperlancar kagiatan belajar mengajar di kelas, penulis buku ajar dalam menyusun buku sehingga sesuai dengan kurikulum serta masyarakat sebagai pengguna output dari kurikulum.

3. Siapakah yang berhak untuk mengubah dan menyusun kurikulum ?
Selama ini kurikulum disusun oleh pakar-pakar pendidikan yang berada di tingkat pusat. Dari kurikulum tersebut kemudian diterapkan di seluruh jenjang pendidikan di seluruh wilayah Indonesia. Sekarang ini kurikulum yang berlaku adalah kurikulum KTSP yang disusun disetiap tingkat satuan pendidikan. Jadi yang berhak mengubah dan menyusun kurikulum adalah guru dan kepala sekolah yang merupakan actor yang mengerti bagaimana kondisi real peserta didiknya. Kurikulum diubah sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya sehingga dapat meningkatkan potensi, kemampuan, bakat, minat peserta didik serta dapat melestarikan kebudayaan dan nilai-nilai moral serta budaya yang ada di masyarakat. Dalam penyusuan kurikulum ini melibatkan berbagai pihak selain guru yaitu kepala sekolah, komite sekolah dan masyarakat sehingga kurikulum benar-benar dapat menjadi jembatan bagi tercapainya tujuan sekolah yang telah dirumuskan.

4. Azas apa yang harus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum?
1) asas filosofis yang berkenaan dengan tujuan pendidikan yang sesuai dengan filsafat negara,
2) asas sosiologis, yaitu kedaan masyarakat, perkembangan dan perubahannya, kebudayaan manusia, hasil kerja manusia berupapengetajuan, dan lain-lain,
3) asas psikologis yang memperhitungkan factor anak dalam kurikulum yakni a. psilkologi anak, perkembangan anak,
b. psikologi belajar, bagaimana proses belajar anak; dan asas organisatoris yang mempertimbangkan bentuk dan organisasi bahan pelajaran yang disajikan.

5. Prinsip-prinsip apa yang harus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum?
a) Prinsip Relevasi.,
b) Prinsip Efektivitas,
c) Prinsip Efisiensi,
d) Prinsip Fleksibel,
e) Prinsip Kontinuitas, dan
f) prinsip berorientasi pada tujuan.

6. Secara konsep kurikulum dapat dipandang sebagai tujuan, sebagai kesempatan belajar yang terencana, sebagai mata pelajaran/mata kuliah, dan kurikulum sebagai pengalaman. Mengapa demikian ?

a) Kurikulum dipandang sebagai tujuan mengacu pada tujuan sebuah institusi pendidikan yang akan di capai. Hal ini berkaitan dengan lulusan atau output yang akan dcetak oleh sebuah lembaga pendidikan. Contohnya sekolah-sekolah kejuruan akan mendisain kurikulumnya agar dapat menguasi keterampilan dan pengetahuan sehingga siap memasuki dunia kerja.
b) Kurikulum yang dipandang sebagai kesempatan belajar yang terencana dapat pula diartikan sebagai penyediaan lingkungan belajar di mana peserta didik dapat memahami seperangkat makna dari lingkungan tersebut. Hal ini ditandai dengan proses belajar mengajar yang terjadi lingkungan sekolah maupun di kelas.
c) Kurikulum sebagai mata pelajaran, masih diikuti sampai saat ini baik di jenjang pendidikan dasar dan menengah maupun di perguruan tinggi.
d) Kurikulum sebagai pengalaman memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik baik pengetahuan, keterampilan dan seperangkat kompetensi siswa yang harus dikuasai melaui pengalaman belajar baik ditingkat pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi.

7. Menurut Anda, untuk siapakah kurikulum itu?Dan digunakan untuk apakah kurikulum itu?
Kurikulum sangat penting bagi beberapa pihak yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Beberapa pihak yang dimaksud anatara lain guru, kepala sekolah, masyarakat, dan penulis buku ajar.
a) Bagi Guru
Sebelum guru mengajar, guru haruslah memahami kurikulum, sehingga kemudian guru dapat mencari dan mengambangkan berbagai sumbar bahan yang relevan untuk membuat silabus pengajaran. Sehingga pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan kurikulum dan dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
b) Bagi Kepala Sekolah
Kepala sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam rangka menjalankan program-program sekolah dan memajukan sekolahnya. Oleh karenanya seorang kepala sekolah harus tahu tujuan yang akan dicapai oleh sekolah (visi dan misi sekolah). Kemudian langkah selanjtnya adalah memahami kurikulum yang dipakai, apalagi sekarang berlaku kurikulum satuan pendidikan (KTSP) di mana setiap sekolah harus memilki kurikulum sendiri sesuai dengan tujuan yang akan dicapai oleh sekolah. Tentunya kurikulum yang disusun sesuai dengan kurikumu tingkat pusat dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan sekolah. Adapun tugas kepala sekolah selanjutnya adalah melakukan supervisi kurikulum dengan memberikan bantuan, bimbingan pengarahan, motivasi, nasihat dan pengarahan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa.
c) Bagi masyarakat
Kurikulum adalah alat produsen dalam hal ini adalah sekolah, sedangkan masyarakat adalah konsumennya. Sehingga kurikulum harus mengikuti perkembangan dan perubahan yang terjadi di masyarakat, agar dapat memenuhi tuntutan yang berkembang dalam masyarakat.
d) Bagi Penulis buku
Penulis buku menulis buku berdasarkan kurikulum yang brelaku, sehingga dapat menunjang proses pembelajaran. Dengan mengkaji kurikulum kemudian menjabarkan berbagai pokok dan sub pokok bahasan pada setiap mata pelajaran.

8. Bagaimana Anda mengukur tingkat efektifitas kurikulum yang sedang kita terapkan?
Kurikulum dikatakan efektif jika dapat berinteraksi secara tepat dengan kompetensi guru. Interaksi ini mampu memfasilitasi kinerja guru, membantu siswa dalam mengukur pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhannya dan memproduksi outcome pendidikan yang diharapkan. Efektivitas kurikulum sulit diukur namun dapat dilihat melalui berbagai aspek diantaranya adalah :
a. Guru dapat melaksankan pembelajaran dengan baik berkaiatan dengan keberhasilan guru dalam mengajar
b. Prestasi dan hasil belajar siswa yang meningkat
c. Output atau lulusan dari berbagai tingkat atau jenjang pendidikan yang dapat segera mengimplemantasikan pengetahuan dan keterampilan yang sudah didapatkan. Contoh realnya lulusan SMK yang tersalurkan ke duania kerja secara langsung sehingga mengurangi pengangguran. Lulusan perguruan tinggi yang segera dapat mengamalkan ilmunya sesuai dengan bidangnya masing-masing di dunia kerja. Ketidak efektivan kurikulum terutama di perguruan tinggi justru malah akan semakin menyebabkan banyaknya pengangguran yang intelektual.
Perubahan nilai-nilai yang ada di masyarakat tentunya kearah yang lebih baik. Contohnya perilaku anak yang berakhlak baik merupakan satu bentuk hasil ku

MBS

TUTORIAL ON LINE I
Managemen Berbasis Sekolah
Nama : SOLEHATININGSIH
Kelas : A
NIM : 100210274026



1) Pentingnya MBS dalam upaya peningkatan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
a. dengan pemberian otonomi yang lebih besar kepada sekolah, maka sekolah akan lebih inisiatif/kreatif dalam meningkatkan mutu sekolah
b. dengan pemberian fleksibilitas/keluwesan-keluwesan yang lebih besar kepada sekolah untuk mengelola sumberdayanya, maka sekolah akan lebih luwes dan lincah dalam mengadakan dan memanfaatkan sumberdaya sekolah secara optimal untuk meningkatkan mutu sekolah
c. sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi dirinya sehingga dia dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang tersedia untuk memajukan sekolahnya
d. Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses pendidikan sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik
e. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan sekolah karena pihak sekolahlah yang paling tahu apa yang terbaik bagi sekolahnya
f. Penggunaan sumberdaya pendidikan lebih efisien dan efektif bilamana dikontrol oleh masyarakat setempat
g. Keterlibatan semua warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan sekolah menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat
h. sekolah dapat bertanggungjawab tentang mutu pendidikan masing-masing kepada pemerintah, orangtua peserta didik, dan masyarakat pada umumnya, sehingga dia akan berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan mencapai sasaran mutu pendidikan yang telah direncanakan
i. Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah-sekolah lain untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya-upaya inovatif dengan dukungan orangtua peserta didik, masyarakat, dan pemerintah daerah setempat

2) Reformasi pendidikan di Indonesia mengarah kepada penerapan MBS apabila dikaitkan dengan otonomi daerah karena
a. Sistem penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan secara sentralistik menyebabkan tingginya ketergantungan kepada keputusan birokrasi
b. Kebijakan penyelenggaraan pendidikan terlalu berorientasi pada keluaran pendidikan dan masukan, sehingga kurang memperhatikan proses pendidikan
c. Peran serta masyarakat terutama orang tua peserta didik dalam menyelenggarakan pendidikan masih kurang



3) Cara sekolah memanfaatkam otonomi yang diberikan ini untuk mengembangkan mutu pendidikan
a. Sekolah harus melakukan perencanaan sesuai dengan kebutuhan
b. Sekolah Harus mengembangkan kurikulum, tetapi tetapmengacu pada standar kompetensi lulusan, standar isi, kerangka dan struktur kurikulum, serta panduan penyusunan kurikulum yang ditetapkan pemerintah
c. Sekolah harus mengelola proses pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran
d. Sekolah harus dapat mengelola ketenagaan yangberkaitan dengan perencanaan, kebutuhan, seleksi, sampai evaluasi kinerja tenaga kerja sekolah
e. Sekolah harus mengelola fasilitas sekolah, mulai dari pengadaan, pemeliharaan, dan perbaikan
f. Sekolah harus mampu mengelola keuangan
g. Sekolah harus mampu meningkatkan keterlibatan, kepedulian, kepemilikan, dan dukungan dari masyarakat, terutama dukungan moral dan finasial

4) Tujuan penerapan MBS apabila dikaitkan dengan konsep efisiensi, mutu dan pemerataan bidang pendidikan
a. meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan kemandirian, fleksibilitas, partisipasi, keterbukaan, kerjasama, akuntabilitas, sustainabilitas, dan inisiatif sekolah dalam mengelola, memanfaatkan, dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia
b. meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama
c. meningkatkan tanggungjawab sekolah kepada orangtua, masyarakat, dan pemerintah tentang mutu sekolahnya
d. meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai.