Jumat, 08 April 2011

~MODEL-MODEL PEMBELAJARAN~


1.     KARTU ARISAN
Media : Buat kartu (10x10 cm) sejumlah siswa untuk menulis jawaban dan kartu/kertas ukuran 5x5 cm untuk menulis soal
Gelas
Langkah – langkah :
1.      Bentuk kelompok 4 orang secara heterogen
2.      Kertas jawaban bagikan pada siswa masing – masing 1 lembar / kartu soal digulung dan dimasukkan dalam gelas
3.      Gelas yang sudah berisi soal dikocok, kemudian salah satu yang jatuh, dibacakan agar dijawab oleh siswa yang memegang kartu jawaban
4.      Apabila jawaban benar maka siswa dipersilahkan tepuk tangan
5.      Setiap jawaban yang benar siswa diberi point 1 sebagai nilai kelompok sehingga nilai total kelompok merupakan penjumlahan point dari para anggotanya
6.      Dan seterusnya

2.     EXAMPLE NON EXAMPLES
Contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan KD/K
Langkah - langkah :
1.      Guru mempersiapkan gambar- gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
2.      Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP
3.      Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar.
4.      Memalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas
5.      Tiap kelompok diberi kesempatan membaca hasil diskusinya.
6.      Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan  yang ingin dicapai
7.      Kesimpulan

3.     PICTURE AND PICTURE
Langkah - langkah :
1.      Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2.      Menyajikan materi sebagai pengantar
3.      Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan materi
4.      Guru menunjuk/memanggil siswa secar bergantian
5.      Memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
6.      Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gamabar tersebut
7.      Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
8.      Kesimpulan

4.     COOPERATIVE SCRIPT
Skrip kooperatif, metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengihtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Langkah – langkah :
1.      Guru membagi siswa untuk berpasangan
2.      Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
3.      Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertma berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
4.      Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar :
a.       Menyimak/mengkoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
b.      Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
5.      Bertukar peran,semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas
6.      Kesimpulan

5.     KEPALA BERNOMOR STRUKTUR (Modifikasi Numbered Head Together)
Langkah – langkah :
1.      Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
2.      Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomornya terhadap tugas yang berangkai
3.      Misalnya : Siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya.
4.      Jika perlu, guru bisa menyuruh kerjasama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokan hasil kerjasama mereka.
5.      Laporan hasil kelompok dan tanggapan dari kelompok yang lain.
6.      Kesimpulan

6.     ARTIKULASI
Langkah – langkah :
1.      Menympikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
2.      Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
3.      Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang.
4.      Suruhlah seseorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lain.
5.      Suruh siswa secara bergantian/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya.
6.      Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekirannya belum dipahami siswa.
7.      Kesimpulan

7.     MIND MAPPING
Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban
Langkah – langkah :
1.      Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2.      Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa/sebaliknya permasalhan yang mempunyai alternatif jawaban
3.      Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
4.      Tiap kelompok menginventaris/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
5.      Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.
6.      Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai kensep yang diberikan guru.

8.     MAKE A MATCH (Mencari pasangan)
Langkah – langkah :
1.      Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
2.      Setiap siswa mendapat satu buah kartu
3.      Tiap siswa memikirkan jawaban/soal kartu yang dipegang
4.      Setiap siswa mencari pasangan  yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya
5.      Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi point
6.      Setelah satu babak kartu dikocoklagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
7.      Demikian seterusnya
8.      Kesimpulan

9.     DEBATE
Langkah – langkah :
1.      Guru membagi dua kelompok peserta debat yang satu pro dan satu lainya kontra
2.      Guru memberikan tugas untuk membacakan materiyang kan didebatkan oleh kelompok diatas
3.      Setelah selesai membaca materi. Guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan jawabannya
4.      Sementara siswa menyampaikan gagasanya guru menulis ide-ide dari setiap pembicaraan dipapan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi
5.      Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
6.      Dari data-data dipapan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan /rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.

10.  ROLE PLAYING
Langkah – langkah :
1.      Guru menyusun sekenario yang ditampilkan
2.      Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari sekenario dua hari sebelum KBM
3.      Guru menunjuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
4.      Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran
5.      Memanggil siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan sekenario yang sudah dipersiapkan
6.      Masing – masing siswa duduk dikelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan mengamati sekenario yang sedang diperagakan
7.      Setelah selesai dipentaskan, masing – masing siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja untuk dibahas
8.      Masing – masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
9.      Guru memberikan kesimpulan secara umum
10.  Evaluasi
11.  Penutup

11.  TALKING STIK
Langkah – langkah :
1.      Guru menyiapkan sebuah tongkat
2.      Guru menyiapkan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangganya/paketnya
3.      Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya
4.      Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru
5.      Guru memberikan kesimpulan
6.      Evaluasi
7.      Penutup

12.  BERTUKAR PASANGAN
Langkah – langkah :
1.      Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru biasa menunjukkan pasangan atau siswa menunjukkannya)
2.      Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya
3.      Setelah selesai pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain
4.      Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan masing – masing pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mengkukuhkan jawaban mereka
5.      Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula

13.  SNOWBALL THROWLING
Langkah – langkah :
1.      Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
2.      Guru membentuk kelompok – kelompok dan memanggil masing – masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
3.      Masing – masing  ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing – masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
4.      Kemudian masing – masing siswa diberi satu lembar kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
5.      Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama lebih kurang 5 menit
6.      Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas yang berbentuk bola tersebut secara bergantian
7.      Guru memberikan kesimpulan
8.      Evaluasi
9.      Penutup

14.  STUDENT FACILITATOR AND EXPALINING
Siswa/peserta mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta lainnya
Langkah – langkah :
1.      Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2.      Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
3.      Memberikan kesempatan siswa/peserta untuk menjelaskan kepada peserta lainnya baik melalui bagan/peta konsep maupun yang lainnya
4.      Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa
5.      Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu
6.      Penutup

15.  COURSE REVIEW HORAY
Langkah – langkah :
1.      Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2.      Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi sesuai TPK
3.      Memberikan kesempatan siswa tanya jawab
4.      Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan seler masing – masing siswa
5.      Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban didalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (v) dan kalu salah diisi tanda (x)
6.      Siswa yang sudah mendapat tanda (v) vertical atau horizontal, atau diagonal harus segera berteriak horay....atau yel – yel lainnya.
7.      Nilai siswa dihitung dari jawaban benar dan horay yang diperoleh
8.      Penutup

16.  EXPLICIT INSTRUCTION (Pengajaran Langsung)
Pembelajaran secara langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah
Langkah – langkah :
1.      Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
2.      Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan
3.      Membimbing pelatihan
4.      Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
5.      Membrikan latihan untuk latihan lanjutan

17.  COOPERATIF INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CICRC) (Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis)
Langkah – langkah :
1.      Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen
2.      Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajran
3.      Siswa bekerjasama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas
4.      Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
5.      Guru membuat kesimpulan bersama
6.      Penutup


18.  INSIDE OUTSIDE CIRCLE (Lingkaran Kecil Lingkaran Besar)
Langkah – langlah :
1.      Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar
2.      Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap kedalam
3.      Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Petukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan
4.      Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam ditemapat, sementara siswa yang berada dilingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam. Sehingga masing – masing siswa mendapat pasangan baru
5.      Sekarang giliran siswa di lingkaran besar yang membagikan informasi. Demikian seterusnya

19.  TEBAK KATA
Media : Buat kartu ukuran 10x10 cm dan isilah ciri – ciri atau kata-kata lainya yang mengarah pada jawaban (istilah) pada kartu yang ingin ditebak
Buat kartu ukuran 5x2 cm untuk menuliskan kata/istilah yang mau ditebak(kartu ini dilipat dan ditempelkan pada dahi/diselipkan ditelinga)
Langkah – langkah :
1.      Jelaskan materi lebih kurang 45 menit
2.      Suruhlah siswa berdiri didepan kelas dan berpasangan
3.      Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10x10 cm yang nanti dibacakan pada pasangannya. Seorang siswa lainya diberi kartu 5x2 yang isinya tidak boleh dibaca(dilipat) kemudian ditempelkan didahi atau diselipkan ditelinga
4.      Sementara siswa yang membawa kartu ukuran 10x10 cm membacakan kata-kata yang tertulis didalmnya sementara pasanganya menebak apa yang dimaksud pada kartu 10x10cm. Jawaban yang tepat bila sesuai dengan isi kartu yang ditempel didahi
5.      Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis dikartu) maka padangan itu boleh duduk. Apabila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarah dengan kata – kata lain asal jangan langsung memberi jawaban
6.      Dan seterusnya
7.      Contoh kartu :
8.      Perusahaan ini tanggung jawabnya tidak terbatas
9.      Dimiliki oleh satu orang
10.  Struktur organisasinya tidak resmi
11.  Bila untung dimiliki/diambil sendiri
Contoh :
Nah, siapakah aku ?
Jawaban : PERUSAHAAN PERSEORANGAN

20.  WORD SQURE
Media : Membuat kotak sesuai keperluan
Buat soal sesuai dengan materi
Langkah – langkah :
1.      Sampaikan materi sesuai kompetensi
2.      Bagikan lembar jawaban sesuai contoh
3.      Siswa disuruh menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban
4.      Berikan poin setiap jawaban dalam kotak
Contoh :
1.      Sebelum mengenal uang orang melakukan pertukaran dengan cara...................
2.      .................digunakan sebagai alat pembayaran yang sah
3.      Uang ...........saat ini banyak dipalsukan
4.      Nilai bahan pembuatan uang disebut......................
5.      Kemampuan uang untuk ditukar dengan sejumlah barang/jasa disebut nilai..........................
6.      Nilai perbandingan uang dalam negeri dengan uang asing disebut.....................
7.      Nilai yang tertulis pada uang disebut nilai.........................
8.      Dorongan seseorang untuk menyimpan uang untuk keperluan jual beli disebut motif..........
9.      Perintah seseorang yang mempunyai rekening ke bank untuk membayar sejumlah uang disebut....................

21.  SCRAMBLE
Media : Membuat pertanyaan yang sesuai dengan materi
Buat jawaban yang diacak hurufnya
Langkah – langkah :
1.      Guru menyajikan materi sesuai TPK
2.      Membagikan lembar kerja sesuai contoh
Contoh :
Susunlah huruf – huruf pada kolom sehingga merupakan kata kunci(Jawaban) dari pernyataan kolom A
NO
A
B
1

2
3
4
5

6

7
8

9








Sebelum mengenal uang orang melakukan pertukaran dengan cara.........
Digunakan sebagai alat pembayaran yang sah.........
Uang........saat ini banyak dipalsukan
Nilai bahan pembuat uang disebut nilai..........
Kemampuan uang untuk ditukar dengan sejumlah barang/jasa disebut nilai.......
Nilai perbandingan nilai uang dalam negeri dengan mata uang asing disebut.......
Nilai yang tertulis pada uang uang disebut..........
Dorongan seseorang untuk menyimpan uang untuk keperluan jual/beli disebut motif.................
Perintah tetulis dari seseorang yang mempunyai rekening di bank untuk membayar sejumlah uang disebut.................
TARREB/............

GANU/...............
TRASEK/..............
KISTRIANI/..........
LIRI/..................

SRUK/.................

MINALON/...............
SAKSITRAN/............

KEC/.................


22.  TAKE AND GIVE
Media : Kartu ukuran 10x15 cm sejumlah peserta, tiap kartu berisi sub materi (yang berbeda dengan kartu lainnya, materi sesuai TPK)
Kartu kontrol sejumlah siswa, contoh : Nama siswa sub materi, Nama yang diberi, dst
Langkah – langkah :
1.      Siapkan kelas sebagaimana mestinya
2.      Jelaskan materi sesuai TPK
3.      Untuk memantapkan penguasaan peserta. Tiap siswa diberi masing-masing satu kartu untuk dipelajari(dihapal) lebih kurang 15 menit
4.      Semua siswa disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling menginformasikan materi sesuai kartu masing – masing. Tiap siswa harus mencatat nama pasangannya pada kartu kontrol
5.      Demikian seterusnya sampai tiap peserta mampu memberi dan menerima materi masing – masing
6.      Untuk mengevaluasi keberhasilan, berikan siswa pertanyaan yang sesuai dengan kartunya (kartu orang lain)
7.      Strategi ini dapat dimodifikasi sesuai keadaan
8.      Kesimpulan

23.  CONCEPT SENTENCE
Langkah – langkah :
1.      Guru menyampaikan tujuan
2.      Guru menyajikan materi secukupnya
3.      Guru membentuk kelompok yag anggotanya 4 orang secara heterogen
4.      Menyajikan kata ”KUNCI” sesuai materi TPK yang disajikan
5.      Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal 4 kata kunci setiap kalimat
6.      Hasil diskusi kelompok, disiskusikan lagi secara pleno yang dipandu guru
7.      Kesimpulan

Setelah membaca modul ini dan mengikuti in servis training, peserta dapat:
  1. Memahami klasifikasi (taksonomi) variabel pembelajaran.
  2. Memahami istilah pendekatan, model, metode, strategi, dan teknik pembelajaran.
  3. Memahami konsep-konsep model pembelajaran.
  4. Menyusun RPP dengan model pembelajaran tertentu.

1. Klasifikasi (Taksonomi) Variabel Pembelajaran
            Banyak usaha telah dilakukan oleh ilmuwan pembelajaran dalam mengklasifikasi variable-variabel pembelajaran yang menjadi perhatiannya. Terutama bila dikaitkan dengan kegiatan dalam ilmu merancang (a design science) pembelajaran. Pada tahun 1965, seorang ilmuwan pengajaran yang bernama Glaser mengemukakan empat components of a psychology of instructional. Keempat komponen tersebut, yaitu: (1) analisis isi bidang studi, (2) diagnosis kemampuan awal siswa, (3) proses pengajaran, dan (4) pengukuran hasil belajar.
            Klasifikasi lain, yang nampaknya lebih rinci dan amat memadai sebagai landasan pengembangan suatu teori pembelajaran dikemukakan oleh Reigeluth, dkk. pada tahun 1977. Pada mulanya mereka memperkenalkan empat variabel yang menjadi titik perhatian, yaitu: (1) kondisi pengajaran, (2) bidang studi, (3) strategi pengajaran, dan (4) hasil pengajaran. Variabel-variabel yang dikelompokkan ke dalam kondisi pengajaran adalah karakteristik siswa, karakteristik lingkungan pengajaran, dan tujuan institusional. Variabel bidang studi mencakup karakteristik isi/tugas. Variabel strategi pengajaran mencakup strategi penyajian isi bidang studi, penstrukturan isi bidang studi, dan pengelolaan pengajaran. Variabel hasil pengajaran mencakup semua efek yang dihasilkan dari pengajaran, apakah itu pada diri siswa, lembaga, termasuk juga pada masyarakat.
            Reigeluth, (1983) menjelaskan bahwa, pada tahun 1978 klasifikasi variabel-variabel pengajaran ini dimodifikasi menjadi tiga variabel, yaitu:
1.      Instructional Conditions (kondisi pengajaran)
2.      Instructional Method (metode pengajaran)
3.      Instructional Outcomes (hasil pengajaran)

1.1 Metode Pengajaran
            Instructional methods are the different ways to achieve different outcomes under different conditions. Metode pengajaran adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pengajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda. Ilmu pengajaran (pembelajaran) memusatkan bidang kajiannya pada upaya memperbaiki kualitas pengajaran. Titik awal upaya ini diletakkan pada perbaikan proses pengajaran, atau pada variabel metode pengajaran. Manipulasi variabel ini dalam interaksinya dengan variabel kondisi pengajaran akan menentukan kualitas pengajaran, atau lebih khusus kualitas hasil pengajaran. Variabel metode pengajaran diklasifikasikan lebih lanjut menjadi tiga jenis, yaitu:
1.      Organizational strategy (strategi pengorganisasian)
2.      Delivery strategy (strategi penyampaian)
3.      Management strategy (strategi pengelolaan)

Organizational strategy variables are elemental methods for organizing the subject-matter content that has been selected for instruction. Strategi pengorganisasian adalah metode untuk mengorganisasikan isi bidang studi yang telah dipilih untuk pengajaran. “Mengorganisasi” mengacu pada suatu tindakan, seperti pemilihan isi, penataan isi, pembuatan diagram, format, dan lainnya yang setingkat dengan itu. Strategi mengorganisasi isi pengajaran mengacu pada cara untuk membuat urutan (sequencing) dan mensintesis (synthesizing) fakta, konsep, prosedur, dan prinsip yang berkaitan. Sequencing mengacu pada pembuatan urutan penyajian isi bidang studi, dan synthesizing mengacu pada upaya untuk menunjukkan kepada siswa keterkaitan antara fakta, konsep, prosedur, atau prinsip yang terkandung dalam suatu bidang studi. Strategi pengorganisasian dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
(1)   Strategi mikro. Strategi mikro mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pengajaran yang berkisar pada satu konsep, prosedur, atau prinsip.
(2)   Strategi makro. Strategi makro mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pengajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep, prosedur, atau prinsip.

Delivery strategy variables are elemental methods for conveying the instruction to the leaner and/or for receiving and responding to input from the leaner. Strategi penyampaian adalah metode untuk menyampaikan pengajaran kepada siswa dan/atau untuk menerima dan merespon masukan yang berasal dari siswa. Strategi penyampaian mengacu pada cara-cara yang dipakai untuk menyampaikan pengajaran kepada siswa, dan sekaligus untuk menerima serta merespon masukan-masukan dari siswa. Oleh karena fungsinya seperti ini, maka strategi ini juga dapat disebut sebagai metode untuk melaksanakan proses pengajaran. Strategi penyampaian mencakup lingkungan fisik, guru, bahan-bahan pengajaran. Atau dengan ungkapan lain, media merupakan satu komponen penting dari strategi penyampaian pengajaran. Terdapat tiga komponen yang perlu diperhatikan dalam mempreskripsikan strategi penyampaian, yaitu:
(1) media pengajaran,
(2) interaksi siswa dengan media, dan
(3) bentuk (struktur) belajar mengajar.

Management strategy variables are elemental methods for making decisions about which organizational and delivery strategy component to use when, during the instructional process. Strategi pengelolan adalah metode untuk menata interaksi antara siswa dan variabel metode pengajaran lainnya, yaitu variabel strategi pengorganisasian dan penyampaian isi pengajaran. Strategi pengelolaan berkaitan dengan penetapan kapan suatu strategi atau komponen suatu strategi tepat dipakai dalam suatu situasi pengajaran. Terdapat empat hal yang perlu diperhatikan dalam strategi pengelolaan, yaitu:
(1). penjadwalan penggunaan strategi pengajaran,
(2). pembuatan catatan kemajuan belajar siswa,
(3). pengelolaan motivasi, dan
(4). kontrol belajar



1.2 Kondisi Pengajaran
            Instructional conditions are defined as factors that influence the effects of methods and are therefore important for prescribing methods. Kondisi pengajaran didefinisikan sebagai faktor yang mempengaruhi efek metode dalam meningkatkan hasil pengajaran. Atau dengan ungkapan lain, variabel-variabel kondisi pengajaran memiliki pengaruh utama pada ketiga variabel metode pengajaran (strategi pengorganisasian, penyampaian, dan pengelolaan). Variabel-variabel kondisi pengajaran tersebut, yaitu:
(1)   tujuan dan karakteristik bidang studi,
(2)   kendala dan karakteristik bidang studi, dan
(3)   karakteristik siswa.
Tujuan dan karakteristik bidang studi diduga memiliki pengaruh utama pada pemilihan strategi pengorganisasian, kendala pada pemilihan strategi penyampaian, dan karakteristik siswa pada pemilihan strategi pengelolaan. Bagaimanapun juga, pada tingkat tertentu, mungkin sekali suatu variabel kondisi akan mempengaruhi setiap variabel metode (misalnya, karakteristik siswa bisa mempengaruhi pemilihan strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian, di samping pengaruh utamanya pada strategi pengelolaan).   

1.3 Hasil Pengajaran
            Instructional outcomes are the various effects that provide a measure of the value of alternative methods under different conditions. Hasil pengajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode pengajaran di bawah kondisi yang berbeda. Hasil pengajaran diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
(1)   Keefektifan (effectiveness)
(2)   Efisiensi (efficiency), dan
(3)   Daya tarik (appel)
Keefektifan pengajaran biasanya diukur dengan tingkat pencapaian siswa. Terdapat empat aspek yang dapat dipakai untuk menjelaskan keefektifan pengajaran, yatu; (1) kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari atau sering disebut “tingkat kesalahan”, (2) kecepatan unjuk kerja, (3) tingkat alih belajar, dan (4) tingkat retensi dari apa yang dipelajari.
Efisiensi pengajaran biasanya diukur dengan rasio antara keefektifan dan jumlah waktu yang dipakai siswa dan/atau jumlah biaya pengajaran yang digunakan.
Daya tarik pengajaran biasanya diukur dengan mengamati kecenderungan siswa untuk tetap atau terus belajar. Daya tarik pengajaran erat sekali kaitannya dengan daya tarik bidang studi, di mana kualitas pengajaran biasanya akan mempengaruhi keduanya.

            Klasifikasi (taksonomi) variabel-variabel pengajaran seperti yang telah dideskripsikan di atas, secara keseluruhan ditunjukkan dalam diagram 1.1 berikut ini.




































                                    Diagram 1.1.        Taksonomi Variabel Pengajaran
                                                                                (Adaptasi dari Reigeluth, 1983:19 & Degeng, 1989)

2. Istilah pendekatan, model, metode, strategi, dan teknik pembelajaran.
            Dalam suatu kegiatan, misalnya seminar, lokakarya, workshop, diskusi, dan lainnya yang membahas tentang pengajaran/pembelajaran, sering menggunakan istilah (term) pendekatan, model, metode, strategi, dan teknik. Dalam penggunaannya, istilah-istilah itu sering dipertukarkan. Misalnya:
(1)   suatu saat seorang guru menggunakan atau mengucapkan istilah metode, maksudnya adalah cara-cara yang ia gunakan dalam proses pembelajaran dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. Pada saat yang lain ia mengucapkan istilah pendekatan, strategi, model, atau lainnya, dengan maksud yang sama pula.
(2)   Contoh lain, guru A mengartikan cara-cara yang ia gunakan dalam proses pembelajaran dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran, dengan istilah metode. Tetapi guru B lain lagi, yaitu menyebutnya dengan istilah pendekatan. Selanjutnya pendekatan dibagi menjadi metode, strategi, dan teknik. Guru C menyebutkan dengan istilah model, terus model dibagi menjadi pendekatan, pendekatan dibagi menjadi strategi, strategi dibagi menjadi metode, dan terakhir teknik. Selain guru, praktisi dan ahli pembelajaran juga berbeda-beda dalam mengklasifikasi istilah-istilah tersebut. Padahal semua itu, substansi maksud dan kegiatan yang dilakukan sama, yaitu cara-cara (baik yang masih bersifat umum sampai pada tataran operasional), dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
  
Disarikan dari (Reigeluth, 1983; Joyce & Weil, 1982; dan Degeng, 1989), tulisan ini menjelaskan istilah metode, model, pendekatan, strategi, dan teknik pembelajaran.
2.1 Metode Pembelajaran.
Instructional methods are the different ways to achieve different outcomes under different conditions (Reigeluth, 1983;14). Metode pembelajaran adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda. Dalam melaksanakan metode untuk mencapai hasil pembelajaran, terdapat strategi pengorganisasian, strategi penyampaian, dan strategi pengelolaan Degeng (1989).
2.2    Model Pembelajaran.
Instructional models is merely a set of strategy components; it is a complete method with all of its parts (elementary components) described in detail. An instructional models usually an integrated set of strategy component has betters (for desired outcomes) than any other set under given conditions (Reigeluth, 1983;21). Model pembelajaran adalah seperangkat lengkap komponen strategi, yang merupakan metode lengkap dengan semua bagiannya yang dijelaskan secara rinci. Atau, model pembelajaran adalah seperangkat lengkap komponen strategi yang dapat memberikan hasil lebih baik di bawah kondisi tertentu.
2.3    Strategi pembelajaran.
Sudah dikemukakan di atas bahwa pada metode pembelajaran terdapat tiga strategi pembelajaran, yaitu terdapat strategi pengorganisasian, strategi penyampaian, dan strategi pengelolaan. Dengan demikian, strategi pembelajaran diartikan suatu cara mengorganisasi isi pelajaran, menyampaikan isi pelajaran, dan mengelola proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran di bawah kondisi atau situasi tertentu.
2.4    Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran adalah cara pandang secara umum terhadap cara-cara mencapai tujuan pembelajaran di bawah kondisi pembelajaran tertentu. Secara umum, terdapat dua jenis pendekatan pembelajaran (Gerlach & Ely, 1971), yaitu expository approach, dan inquiry (or discovery) approach. Hal ini diperjelas oleh Sudrajat, A., (2010), yang menyatakan bahwa terdapat dua pendekatan pembelajaran, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
2.5  Teknik Pembelajaran
       Sudrajat, A., (2010) menyatakan bahwa teknik pembelajaran merupakan gaya seseorang guru dalam menyampaikan isi pelajaran dan mengelola proses pembelajaran (strategi penyampaian dan strategi pengelolaan), yang sifatnya individual. Misalkan, dua guru sama-sama menggunakan ceramah, mungkin akan berbeda dalam teknik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki rasa humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki rasa humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam kiat, gaya dan seni penyampaian isi pelajaran dan pengelolaan proses pembelajaran, akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam teknik pembelajaran ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekaligus juga seni (kiat).
Untuk lebih jelasnya, posisi dari masing-masing istilah tersebut, dapat divisualisasikan pada gambar 2.1 berikut ini.









 























                                    Gambar 2.1 Visualisasi istilah metode, pendekatan, model, strategi,
       dan teknik pembelajaran


3. Model Pembelajaran
3.1 Pengertian
Instructional models is merely a set of strategy components; it is a complete method with all of its parts (elementary components) described in detail. An instructional models usually an integrated set of strategy component has betters (for desired outcomes) than any other set under given conditions (Reigeluth, 1983;21). Model pembelajaran adalah seperangkat lengkap komponen strategi, yang merupakan metode lengkap dengan semua bagiannya yang dijelaskan secara rinci. Atau, model pembelajaran adalah seperangkat lengkap komponen strategi yang dapat memberikan hasil lebih baik di bawah kondisi tertentu.
Sependapat dengan pengertian tersebut, Joyce & Weil (1982) mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Dengan demikian, model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Makna yang sama tentang definisi model pembelajaran dikemukakan oleh Zainsyah, A.E., dkk. (1984) yaitu suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur pengajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran atau setting lainnya.

3.2 Jenis Model pembelajaran
Menurut (Reigeluth, 1983), model pembelajaran dibagi menjadi dua yaitu (1) model pembelajaran yang bersifat fix (pasti), artinya model ini mempreskripsikan variabel-variabel metode yang sama yang akan dilakukan/terjadi pada siswa saat pembelajaran, dan (2) adaptif (menyesuaikan) artinya model ini mempreskripsikan varibel-variabel metode berbeda bergantung pada respon tindakan siswa.
Sedangkan menurut (Joyce & Weil, 1982), model pembelajaran dikelompokkan menjadi empat kelompok atau rumpun, yaitu: (1) model interaksi sosial atau social family, (2) model pemrosesan informasi atau information processing family, (3) model pribadi atau personal family, dan (4) model perilaku atau behavioral system family.

3.3 Komponen model pembelajaran
Model pembelajaran memiliki lima unsur dasar (Joyce & Weil, 1982), yaitu (1) syntax, yaitu langkah-langkah operasional pembelajaran, (2) social system, adalah suasana dan norma yang berlaku dalam pembelajaran, (3) principles of reaction, menggambarkan bagaimana seharusnya guru memandang, memperlakukan, dan merespon siswa, (4) support system, segala sarana, bahan, alat, atau lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran, dan (5) instructional dan nurturant effects—hasil belajar yang diperoleh langsung berdasarkan tujuan yang ditetapkan (instructional effects) dan hasil belajar di luar yang ditetapkan (nurturant effects).



4. Langkah-langkah (sintaks) Pembelajaran dari Model Pembelajaran

4.1 Pembelajaran model group-investigation (Slavin, 1995).
       Langkah-langkah (sintaks) pembelajarannya, yaitu:
1) Grouping (menetapkan jumlah anggota kelompok, menentukan sumber  memilih topik, merumuskan permasalahan),
2) Planning (menetapkan apa yang akan dipelajari, bagaimana mempelajari, siapa melakukan apa, apa tujuannya),
3) Investigation (saling tukar informasi dan ide, berdiskusi, klarifikasi, mengumpulkan informasi, menganalisis data, membuat inferensi),
4) Organizing (anggota kelompok menulis laporan, merencanakan presentasi laporan, penentuan penyaji, moderator, dan notulis),
5) Presenting (salah satu kelompok menyajikan, kelompok lain mengamati, mengevaluasi, mengklarifikasi, mengajukan pertanyaan atau tanggapan), dan
6) Evaluating (masing-masing siswa melakukan koreksi terhadap laporan masing-masing berdasarkan hasil diskusi kelas, siswa dan guru berkolaborasi mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan, melakukan penilaian hasil belajar yang difokuskan pada pencapaian pemahaman.

4.2 Pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD), (Slavin, 1995).
Langkah-langkah (sintaks) pembelajrannya:
1)      Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dengan anggota yang heterogen (misalnya masing-masing kelompok beranggotakan empat orang).
2)      Guru menyajikan pelajaran.
3)      Guru memberi tugas pada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok.
4)      Siswa yang dapat mengerjakan tugas/soal menjelaskan kepada anggota kelompok lainnya sehingga semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
5)      Guru memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis/pertanyaan, siswa tidak boleh saling membantu.
6)      Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki nilai/poin tinggi.
7)      Guru memberikan evaluasi.
8)      Penutup.

4.3 Pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw (Aronson, et. al., 1978 dalam Chotimah & Dwitasari, 2009)
Langkah-langkah (sintaks) pembelajarannya:
1)      Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok (misalnya masing-masing kelompok beranggotakan empat orang)
2)      Tiap siswa dalam kelompok diberi bahan materi yang berbeda (kelompok asal).
3)      Tiap siswa dalam kelompok membaca dan mempelajari materi yang ditugaskan.
4)      Anggota dari kelompok yang berbeda yang telah mempelajari materi yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan bagian materi yang sama tersebut.
5)      Setelah selesai diskusi dalam kelompok ahli, setiap siswa kembali ke kelompok asal. Selanjutnya, mereka bergantian mengajar teman satu kelompok tentang materi yang telah ia pelajari/diskusikan dalam kelompok ahli. Sementara itu, anggota kelompok lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh, kemudian membuat rangkuman.
6)      Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.
7)      Guru dan siswa membuat kesimpulan.
8)      Guru memberikan evaluasi.
9)      Penutup.

4.4 Pembelajaran problem-based instruction (Arend et.al., 2001).
Langkah-langkah (sintaks) pembelajarannya,yaitu:
1) Guru mendefisikan atau mempresentasikan masalah atau isu yang berkaitan (masalah bisa untuk satu unit pelajaran atau lebih, bisa untuk pertemuan satu, dua, atau tiga minggu, bisa berasal dari hasil seleksi guru atau dari eksplorasi siswa),
2)   Guru membantu siswa mengklarifikasi masalah dan menentukan bagaimana masalah itu diinvestigasi (investigasi melibatkan sumber-sumber belajar, informasi, dan data yang variatif, melakukan surve dan pengukuran),
3)   Guru membantu siswa menciptakan makna terkait dengan hasil pemecahan masalah yang akan dilaporkan (bagaimana mereka memecahkan masalah dan apa rasionalnya),
4)   Pengorganisasian laporan (makalah, laporan lisan, model, program komputer, dan lain-lain), dan
5)   Presentasi (dalam kelas melibatkan semua siswa, guru, bila perlu melibatkan administator dan anggota masyarakat).

4.5 Pembelajaran Tematik menurut (Depdiknas, 2006)
Langkah-langkah (sintaks) pembelajarannya
a.   Kegiatan Pendahuluan/awal/pembukaan
Kegiatan ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran untuk mendorong siswa menfokuskan dirinya agar mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Sifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk pemanasan. Pada tahap ini dapat dilakukan penggalian terhadap pengalaman anak tentang tema yang akan disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan fisik/jasmani, dan menyanyi
b.   Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan kemampuan baca, tulis dan hitung. Penyajian bahan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai  strategi/metode yang bervariasi dan dapat dilakukan secara klasikal, kelompok kecil, ataupun perorangan.
c.   Kegiatan Penutup/Akhir dan Tindak Lanjut
Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Beberapa contoh kegiatan akhir/penutup yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, mendongeng, membacakan cerita dari buku, pantomim, pesan-pesan moral, musik/apresiasi musik.



4.6 Pembelajaran terpadu menurut (Tim Pengembang PGSD, 1997)
Prosedur Pembelajaran Terpadu Menurut Modelnya

Model
Pembelajaran Terpadu
Tahap Perencanaan
Tahap Pelaksanaan
Tahap Kulminasi
Model hubungan
(connected model)
1.        Peta konsep satu bidang studi,
2.        Konsep, keterampilan , dan sikap yang berhubungan atau berkaitan,
3.        Rancangan aktivitas belajar
4.        Pelaksanaan tugas
5.        Analisis hasil pelaksanaan tugas
6.        Penyusunan laporan
7.        Penyajian laporan
8.        Evaluasi

Model jaring laba-laba
(webbed model)
1.        Penjajagan tema
2.        Penetapan tema
3.        Pengembangan sub-sub tema
4.        Penetapan kegiatan/kontrak belajar
5.        Pengumpulan informasi
6.        Pengolahan informasi
7.        Penyusunan laporan

8.        Penyajian informasi
9.        Evaluasi

Model terpadu
(integreted model)
1.        Peta konsep beberapa bidang studi
2.        Konsep, keterampilan, dan sikap yang berhubungan atau tumpang tindih
3.        Rancangan aktivitas belajar
4.        Pelaksanaan tugas
5.        Analisis hasil pelaksanaan tugas
6.        Penyusunan laporan
7.        Penyajian laporan
8.        Evaluasi


4.7 Pembelajaran Problem Based Learning  (PBL), menurut (Tegeh, 2009)
Langkah-langkah (sintaks) pembelajarannya
TAHAP
PROSEDUR
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
1
 Konsep dasar
§     Guru menyampaikan langkah pembelajaran secara umum, kompetensi yang harus dikuasai siswa, petunjuk pembelajaran yang dibutuhkan.
§     Siswa membentuk kelompok kecil beranggotakan 4-5 orang mahasiswa.
2
Pendefinisian masalah
§     Guru memberikan masalah berkenaan dengan materi mata pelajaran yang dibahas kepada setiap kelompok dalam bentuk lembar kerja siswa (LKS).
§     Siswa melakukan brainstorming dalam kelompok masing-masing, mencermati masalah yang diberikan, mengatur strategi pemecahan masalah, dan melakukan pembagian tugas
§     Peran guru adalah sebagai fasilitator dalam pembelajaran.
3
Membimbing penyelidikan  
dalam kelompok dan  
pengerjaan tugas
§     Guru memantau dan mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, dan mencari penjelasan dan solusi dari permasalahan yang ingin dipecahkan.
§     Siswa melakukan aktivitas dalam kelompok sesuai dengan strategi pemecahan masalah yang telah ditetapkan.
4
Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
§     Guru membimbing siswa dalam mengembangkan karya yang sesuai seperti: laporan hasil kerja kelompok atau bentuk karya lainya.
§     Siswa menyajikan hasil karya kelompok dalam suatu forum diskusi kelas.
5
 Menganalisis dan
 mengevaluasi hasil 
 pemecahan 
 masalah
§     Guru membimbing siswa untuk merefleksi  dan mengadakan evaluasi terhadap penyelidikan dan proses-proses belajar yang mereka pergunakan.
§     Siswa merefleksi dan mengevaluasi kegiatan yang telah  mereka lakukan dalam proses pembelajaran.
6
Penilaian
§     Siswa menyerahkan laporan hasil pemecahan masalah yang telah dikerjakan secara berkelompok atau tugas-tugas individu lainnya.
§     Guru melakukan penilaian otentik berupa hasil karya siswa secara individu dan kelompok yang diwujudkan dalam bentuk portofolio
4.8 Pembelajaran Ekspositori, (Tegeh, 2009)
Langkah-langkah (sintaks) pembelajarannya
TAHAP
PROSEDUR
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
1
Pendahuluan
§     Guru menyampaikan kompetensi yang harus dikuasai siswa, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, apersepsi, mengarahkan perhatian siswa.
§     Siswa memperhatikan dan mendengarkan informasi guru.
2
Penyajian materi
§     Guru menyampaikan materi dengan ceramah dan tanya jawab, kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi atau cara lainnya untuk memperjelas materi yang disajikan.
§     Siswa mendengarkan penjelasan guru, mencatat materi yang dianggap penting, dan menanyakan materi yang kurang jelas atau belum dipahami.
3
 Latihan Terbimbing  

§     Guru memberikan bahan latihan soal (soal-soal latihan). Latihan soal ada yang dilakukan secara individu dan ada pula secara berkelompok.
§     Siswa mengerjakan latihan.
§     Guru memonitor latihan siswa, memberikan umpan balik, mengajarkan kembali bila diperlukan, dan melanjutkan latihan terbimbing, hingga siswa dianggap menguasai materi.
4
Penutup
§     Guru merangkum materi pembelajaran
5
Latihan Mandiri

§     Guru kembali memberikan tugas atau latihan yang harus dikerjakan siswa secara mandiri.
§     Siswa mencatat tugas atau latihan. Tugas atau latihan dapat dikerjakan di kelas atau di rumah tanpa bantuan guru.
§     Guru melakukan pengecekan untuk pemahaman dan memberikan umpan balik, bila tugas dikerjakan di kelas. Umpan balik diberikan pada pertemuan berikutnya bila tugas dikerjakan di rumah.
6
Penilaian
§     Guru melakukan penilaian untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi yang telah dipelajari.


4.9  Pembelajaran melalui Penemuan atau inquiry (Suryanti, dkk, 2008)
       Langkah-langkah (tahap) pembelajarannya:
Tahap
Tingkah laku Guru
Tahap 1
Observasi untuk menemukan masalah
Guru menyajikan kejadian-kejadian atau fenomena-fenomena yang memungkinkan siswa menemukan masalah
Tahap 2
Merumuskan masalah
Guru membimbing siswa merumuskan masalah penelitian berdasarkan kejadian dan fenomena yang disajikan
Tahap 3
Mengajukan hipotesis
Guru membimbing siswa untuk mengajukan hipotesis terhadap masalah yang telah dirumuskan
Tahap 4
Merencanakan pemecahan masalah
Guru membimbing siswa untuk merencanakan pemecahan masalah, membantu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dan menyusun prosedur kerja yang tepat.
Tahap 5
Melaksanakan eksperimen (atau cara pemecahan masalah yang lain)
Selama siswa bekerja, guru membimbing dan memfasilitasi.

Tahap 6
Melakukan pengamatan dan pengumpulan data
Guru membantu siswa melakukan pengamatan tentang hal-hal yang penting dan membantu mengumpulkan dan mengorganisasi data.
Tahap 7
Analisis Data
Guru membantu siswa menganalisis data supaya menemukan sesuatu konsep.
Tahap 8
Penarikan kesimpulan
Guru membimbing siswa mengambil kesimpulan berdasarkan data dan menemukan sendiri konsep yang ingin ditanamkan.

4.10  Pembelajaran OME-AKE (Yulianto, dkk. 2008 dalam Suryanti, dkk, 2008)
       Langkah-langkah (fase) pembelajarannya:
Tahap
Kegiatan pembelajaran
Fase 1
Orientasi
Pengondisian kelas, penyampaian tujuan, penganalisisan tujuan, pengaitan/hubungan materi sebelumnya dengan materi baru
Fase 2
Model (pemodelan)
Siswa melakukan penjiplakan (copying), pengadaptasian, baru kemudian pengembangan keterampilan sendiri. Pemodelan dapat dilakukan dengan pemutaran kased/CD/VCD, pendemonstratsian, menghadirkan narasumber/praktisi/model, atau penganalisisan model.
Fase 3
Eksplorasi topik
Siswa mengeksplorasi/menggali sumber-sumber belajar
Fase 4
Analisis dan Pemecahan masalah topik
Siswa mengklasifikasi topik, mencari bahan pemecahan topik, merumuskan pemecahan topik, dan menyusun laporan lisan maupun tertulis.
Fase 5
Komunikasi (Pengomunikasian Hasil)
Pemapaparan hasil secara lisan maupun pemajangan hasil secara tertulis, misalnya presentasi, demonstrasi, pameran, atau bermain peran.
Fase 6
Evaluasi/Refleksi
Penyimpulan materi dan kegiatan pembelajaran, penilaian kegiatan dan hasil belajar, tindak lanjut pembelajaran.




5. Contoh-Contoh RPP dengan Model Pembelajaran Tertentu (lampiran 1, 2, dan 3)



















Daftar Rujukan

Arends, R. I., Wenitzky, N. E., & Tannenboum, M. D. 2001. Exploring teaching: An

introduction to education. New York: McGraw-Hill Companies.

 

Chotimah, H. & Dwitasari, Y. 2009. Strategi Pembelajaran untuk Penelitian Tindakan Kelas. Malang. Surya Pena Gemilang Publishing.


Depdiknas. 2006. Model Pembelajaran Tematik Kelas Awal sekolah Dasar. Jakarta. Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan pengembangan.

Degeng, I N. S. 1989. Ilmu Pengajaran: Taksonomi variabel. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti, Proyek Pengembangan lembaga Pendidikan Tenaga kependidikan.

 

Gerlach, V.S. & Ely, D.P. 1971. Teaching And media A Systematic Approach. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Joyce, B. & Weil, M. 1982. Model of teachings. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

 

Reigeluth, C. M. 1983. Instructioanl-design theories and models: An overview of their current status. Volume I. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers

 

Slavin, R. E. 1995. Cooperative learning. Second edition. Boston: Allyn and Bacon.

 

Sudrajat, A. 2010. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan Model Pembelajaran. (online)

(http://www.psb-psma.org/content/blog/pengertian-pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran). Diakses 29 Maret 2010

Suryanti, dkk., 2008. Model-Model pembelajaran Inovatif. Surabaya. Universitas Negeri Surabaya.

Tegeh, I.M. 2009. Perbandingan Prestasi Belajar Mahasiswa yang Diajar dengan Menggunakan Problem Based-Learning dan Ekspositori yang Memiliki Gaya Kognitif Berbeda. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

Tim Pengembang PGSD, 1997. Pembelajaran Terpadu D-II & S2 PGSD. Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Zainsyah, A.E. dkk. 1984. Model-Model mengajar (beberapa Alternatif Interaksi Belajar Mengajar). Bandung. CV. DIPONEGORO.




Lampiran 1: Contoh RPP dengan model Kooperatif STAD **)

Nama Sekolah              : SMA ...
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester            : XI/1
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

I. Standar Kompetensi: 1. Memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil
      kehidupan.

II. Kompetensi Dasar   : 1.2 Mengidentifikasi organel sel tumbuhan dan hewan

III. Indikator:
            1. Mengidentifikasi organel sel tumbuhan dan hewan.
            2. Menyebutkan fungsi masing-masing organel sel tumbuhan dan sel hewan.

IV. Tujuan Pembelajaran:
Melalui pembelajaran ini, siswa dapat:
            1. mengidentifikasi organel sel tumbuhan dan hewan.
            2. Menyebutkan fungsi masing-masing organel sel tumbuhan dan sel hewan.

V. Materi Pembelajaran
            Materi pokok   : Sel
            Sub Materi       : Sel tumbuhan dan sel hewan

VI. Metode Pembelajaran
     Pembelajaran Kooperatif
     Strategi Pembelajaran: STAD variasi 1

VII. Langkah-langkah pembelajaran
  1. Kegiatan Awal (10 menit)
1.  Guru memotivasi siswa dengan menunjukkan gambar sel hewan dan sel tumbuhan dan mengajukan pertanyaan “apakah perbedaan kedua gambar tersebut?” Guru berharap, siswa menjawab ‘organelnya berbeda’






Gambar 1

Croos-Section of an Animal Cell
 

Gambar 2

Croos-Section of a Plant Cell
 
 






2. Guru menuliskan topik yang akan dipelajari yaitu ‘organel sel tumbuhan dan sel hewan’
3. Guru menyebutkan indikator keberhasilan yang harus dicapai dalam belajar.
**) RPP dicuplik dari: Chotimah, H. & Dwitasari, Y. 2009. Strategi Pembelajaran
      untuk Penelitian Tindakan Kelas. Malang. Surya Pena Gemilang Publishing.
 
4. Guru mengeksplorasi pengetahuan awal siswa melalui pertanyaan ‘apa perbedaan organel sel tumbuhan dan sel hewan?’
  1. Kegiatan Inti (120 menit)
5. Guru membagi siswa dalam kelompok secara heterogen. Masing-masing kelompok beranggotakan empat.
6. Guru meminta masing-masing kelompok membuat peta konsep tentang sel tumbuhan dan sel hewan.
7. Salah satu kelompok mempresentasikan hasil peta konsep yang telah dibuat.
8. Guru membagikan LKS yang berisi pertanyaan/masalah kepada masing-masing kelompok untuk dikerjakan.
9. Siswa yang dapat menjawab pertanyaan/masalah, menjelaskan kepada anggota kelompok lain sehingga semua anggota kelompok menjadi mengerti.
10. Guru memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis/pertanyaan, siswa tidak boleh saling membantu.
11. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki nilai/poin tertinggi berdasarkan nilai kuis dan penguatan terhadap jawaban kuis dari siswa.
12. Dengan dibimbing guru, siswa menyusun kesimpulan.

  1. Kegiatan Akhir/Tindak Lanjut (5 menit)
13. Guru memberi tugas kepada peserta didik untuk mempelajari mekanisme transpor pada membran

VIII. Media Pembelajaran
      Alat/bahan/sumber belajar: Alat tulis, LCD/OHP, Jurnal belajar, LKS
      Sumber belajar:
-         Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi untuk SMA kelas XI semester 1. Penerbit 
Erlangga: Jakarta
-         Sudjadi, Bagod, dkk. 2004. Biologi Sains dalam Kehidupan kelas 2 SMA semester pertama. Yudistira: Surabaya.
-         Sudjino, dkk. 2005. Biologi SMA kelas XI jilid 1a. Penerbit Pustaka: Jakarta.
-         kjabnuerqanqjn

IX. Penilaian
-         Penilaian terhadap LKS
-         Penilaian peta konsep
-         Penilaian proses belajar siswa


Mengetahui
Kepala SMA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ,





. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
NIP.
. . . . . . . . . . . . . . . . , . . . . . . . . . 2010
Guru Mata Pelajaran Biologi,





. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
NIP.

Lampiran 2: Contoh RPP dengan model OME-AKE

MATA PELAJARAN: BAHASA INDONESIA
KELAS/SEMESTER: VII/1
ALOKASI WAKTU  : 4 Jam Pelajaran

STANDAR KOMPETENSI:
Memahami isi berbagai teks bacaan sastra dengan membaca.

KOMPETENSI DASAR:
            Menceritakan kembali cerita anak yang dibaca.

INDIKATOR:
1.      Mengidentifikasi perwatakan tokoh dalam cerita anak.
2.      Mengidentifikasi latar dalam cerita anak.
3.      Menentukan tema cerita anak.
4.      Menentukan amanat dalam cerita anak.
5.      Menceritakan kembali secara lisan cerita anak yang dibaca.

TUJUAN PEMBELAJARAN:
1.1  Mengidentifikasi tokoh-tokoh dalam cerita anak.
1.2  Mengidentifikasi perwatakan masing-masing tokoh cerita anak.
1.3  Mengidentifikasi perwatakan masing-masing tokoh dengan mengemukakan data (kalimat/paragraf) yang mendukung.
2.1 Mengidentifikasi latar tempat dalam cerita anak.
2.2 Mengidentifikasi latar waktu dalam cerita anak.
3.1 Menentukan peristiwa-peristiwa penting dalam cerita anak.
3.2 Menentukan tema dalam cerita anak.
4.1 Menentukan amanat dalam cerita anak.
5.1 Menceritakan kembali secara lisan cerita anak yang dibaca.


MATERI PEMBELAJARAN:
            Teks Cerita Anak (yang dibaca)
            Judul: . . . . (misalnya: judul ”A”)
            Sumber: . . . .

1.      Perwatakan Tokoh dalam Cerita Anak
No.
Tokoh
Perwatakan
Data yang Mendukung
1.



2.







2.      Latar dalam Cerita Anak

No.
Latar Tempat
Latar Waktu



3.      Tema Cerita Anak
a.            Peristiwa penting:
1.      . . . .
2.      . . . .
b.            Tema Cerita
          . . . .
4.      Amanat dalam Cerita Anak
a.            . . . .
b.            . . . .
5.      Cerita kembali isi cerita anak yang dibaca:
. . . . (contoh minimal satu paragraf)

METODE PEMBELAJARAN: Model OME-AKE
  1. Penugasan
  2. Diskusi
  3. Tanya Jawab

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN:
Pertemuan I (2 x 40 menit)
  1. Kegiatan Awal (Pendahuluan)
1.            Siswa bertanya jawab tentang berbagai cerita anak yang pernah dibaca atau didengarkan. (Maksudnya: menggugah skemata siswa) (Fase 1).
2.            Salah satu siswa menceritakan kembali secara sekilas cerita anak yang pernah dibaca atau didengarkan tersebut. (Maksudnya: memotivasi siswa) (Fase 1).
3.            Siswa menulis tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan pertama ini. (Fase 1).

  1. Kegiatan Inti
1.            Siswa mendengarkan cuplikan cerita anak. (Fase 2)
2.            Siswa melanjutkan cerita anak secara tertulis (dalam satu atau dua paragraf). (Fase 2)
3.            Beberapa siswa membacakan hasil kerjanya. (Fase 3)
4.            Siswa lain mengomentari. (Fase 3)
5.            Siswa menukarkan hasil kerjanya.
6.            Siswa mengoreksi kebahasaan dalam tulisan siswa lain (misalnya: pemakaian ejaan, tanda baca, dll.) (Fase 3)
7.            Siswa membaca keseluruhan cerita asli. (Fase 3)
8.            Siswa mendiskusikan tokoh-tokoh dalam cerita anak (Fase 4).
9.            Siswa mendiskusikan perwatakan masing-masing tokoh cerita anak. (Fase 4)
10.       Siswa mendiskusikan data yang mendukung (kalimat/paragraf) dalam cerita anak (berkaitan dengan perwatakan tokoh tersebut). (Fase 4)
11.       Siswa mendiskusikan latar (tempat dan waktu) dalam cerita anak. (Fase 4)
12.       Siswa mendiskusikan peristiwa penting dalam cerita anak. (Fase 4)
13.       Siswa mendiskusikan tema cerita anak. (Fase 4)
14.       Siswa mendiskusikan amanat yang terkandung dalam cerita anak. (Fase 4)
15.       Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya (tentang tokoh, perwatakan, latar, tema, dan amanat). (Fase 5)
16.       Kelompok lain menanggapi. (Fase 6)
17.       Setiap kelompok (siswa) membenahi hasil kerjanya. (Fase 6)

  1. Kegiatan Akhir (Penutup)
1.            Siswa mengungkapkan permasalahannya pada saat KBM berlangsung (misalnya pada waktu berdiskusi) atau (Refleksi) (Fase 6)
2.            Siswa mengaitkan isi cerita anak dengan kehidupan sehari-harinya atau (Simpulan), (Fase 6)
3.            Siswa menyusun kerangka cerita anak yang telah dibacanya sebagai tugas rumah dan dibahas pada pelajaran yang akan datang atau (Pengayaan) (Fase 6)

Pertemuan II (2 x 40 menit)
  1. Kegiatan Awal
1.            Siswa bertanya jawab tentang cerita anak yang elah dipelajari pada pertemuan yang lalu. (Fase 1)
2.            Siswa mengungkapkan kembali penokohan, latar, tema, dan amanat dalam cerita anak tersebut. (Fase 1)
3.            Siswa mengomentari tokoh, latar, tema, dan amanat cerita anak tersebut. (Fase 1)
4.            Siswa menulis tujuan pembelajaran pada pertemuan kedua ini. (Fase 1)

  1. Kegiatan Inti
1.            Siswa menyempurnakan tugas rumahnya tentang kerangka cerita anak yang telah dibacanya pada pertemuan pertama. (Fase 2)
2.            Siswa berlatih menceritakan kembali isi cerita secara lisan dalam kelompoknya (boleh berpedoman pada kerangka cerita yang telah dibuatnya). (Fase 3)
3.            Siswa lain dalam anggota kelompok mengomentari cerita kembali tersebut (dari segi isi, bahasa, dan cara menceritakan). (Fase 4)
4.            Setiap siswa menceritakan kembali secara lisan ke depan kelas (tanpa membawa kerangka cerita). (Fase 5)
5.            Siswa lain mengomentari cerita kembali tersebut (dari segi isi, bahasa, dan cara menceritakan) dan berdasarkan rubrik penilaian yang telah disiapkan. (Fase 6)
6.            Siswa memilih siswa lain yang dalam bercerita tersebut dianggap terbaik sebagai model bercerita. (Fase 6)

  1. Kegiatan Penutup
    1. Siswa mengungkapkan permasalahannya pada saat KBM berlangsung. (Misalnya pada waktu menceritakan kembali, baik dalam kelompok maupun secara klasikal) atau (Refleksi) (Fase 6)
    2. Siswa mengaitkan isi cerita anak dengan kehidupan sehari-harinya atau (Simpulan) (Fase 6).
    3. Siswa mencari contoh cerita anak yang lain (sebagai tugas rumah/PR) untuk dianalisis tokoh, perwatakan, latar, tema, dan amanatnya dan dibahas pada pelajaran yang akan datang atau (Pengayaan) (Fase 6)


ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
  1. Alat/Bahan:
Teks Cerita anak

  1. Sumber Belajar:
Buku Kumpulan Cerita Anak
Majalah Anak (yang di dalamnya ada cerita anak)
Koran
Buku Pelajaran BI SMP Kelas . . . hal. . . .


PENILAIAN
Tes Tulis dan lisan



Mengetahui
Kepala SMP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ,





. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
NIP.
. . . . . . . . . . . . . . . . , . . . . . . . . . 2010
Guru Mata Pelajaran BI,





. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
NIP.






INSTRUMEN PENELAIAN

I.                    Soal (Tes Tulis)
Bacalah cerita anak berikut ini! (Judul: ”B”, berbeda dengan materi)
. . . . .
    1. Sebutkan dua tokoh dan perwatakannya serta kalimat/paragraf yang mendukung dalam cerita anak tersebut!
    2. Sebutkan latar tempat dan waktu dalam cerita anak tersebut!
    3. Tentukan tema cerita anak tersebut!
    4. Tentukan sebuah amanat dalam cerita anak tersebut!

Soal (Tes Lisan)
Ceritakan kembali isi cerita anak tersebut secara lisan ke depan kelas!

II.                  Kunci Jawaban
1.        Dua tokoh dan perwatakannya serta kalimat/paragraf yang mendukung:
No.
Tokoh
Perwatakan
Data yang Mendukung
1.



2.




2.        Latar dalam cerita anak:
a.            Tempat: . . . .
b.            Waktu: . . . .

3.        Tema cerita anak: . . . .

4.        Amanat dalam cerita anak: . . . ..

Cerita kembali secara lisan:
Kriteria: kesesuaian isi cerita dengan cerita asli, bahasa, cara bercerita

III.                  Skor dan Rubrik
Untuk nomor 1 (Pedoman penskoran)

No.
Kriteria
Skor
1.
Tokoh benar, perwatakan benar, pernyataan mendukung (benar)
4
2.
Tokoh benar, perwatakan benar, pernyataan kurang mendukung (benar)
3
3.
Tokoh benar, perwatakan benar, pernyataan tidak mendukung (benar)
2
4.
Tokoh benar, perwatakan salah, pernyataan tidak mendukung (benar)
1
5.
Tokoh salah, perwatakan salah, pernyataan tidak mendukung (benar)
0
Untuk nomor 2, 3, dan 4
B = 1                     S = 0


Rubrik (untuk menceritakan kembali secara lisan):

No.
Kriteria
A
(91-100)
B
(81-90)
C
(71-80)
D
(61-70)
E
(51-60)
1.
Kesesuaian isi cerita dengan cerita asli





2.
Bahasa yang digunakan komunikatif





3.
Kelancaran cara bercerita





4.
. . .








Pedoman Pengamatan Kelompok (Saat Kegiatan Diskusi)

No.
Kriteria
A
(91-100)
B
(81-90)
C
(71-80)
D
(61-70)
E
(51-60)
1.
Kerja sama





2.
Kekompakan





3.
Aktivitas





4.
Ketepatan Waktu





5.
Ketepatan Hasil Kerja

















1 komentar:

  1. blognya sangat amat berat sekali.
    padahal artikelnya sangat menarik, tapi jadi males krn loading lama..

    BalasHapus