Minggu, 20 Februari 2011

PENGEMBANGAN KURIKULUM

Pengembangan kurikulum SD
Nama : SOLEHATININGSIH
NIM : 100210274026
Kelas : A

1. Apa pengertian dan hakekat kurikulum.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Jadi, kurikulum bukan hanya dokumen yang berisi tujuan dan garis bersar program pengajaran akan tetapi akan berarti setelah diterjamahkan secara relevan dalam bentuk proses belajar mengajar sebagai bentuk operasional system kurikulum.
Secara singkat, posisi kurikulum dapat disimpulkan menjadi tiga, yaitu:
1) kurikulum adalah "construct",
2) kurikulum berposisi sebagai jawaban untuk menyelesaikan berbagai masalah social yang berkenaan dengan pendidikan,
3) kurikulum untuk membangun kehidupan masa depan dimana kehidupan masa lalu, masa sekarang, dan berbagai rencana pengembangan dan pembangunan bangsa dijadikan dasar untuk mengembangkan kehidupan masa depan.

2. Mengapa kurikulum pendidikan harus ada?
Kurikulum merupakan komponen yang sangat penting bagi berlangsungnya pendidikan. Kurikulum memuat komponen-komponen seperti tujuan, isi, struktur program, organisasi dan proses belajar mengajar. Oleh karenanya kurikulum pendidikan harus ada. Pendidikan sebagai sebuah proses tentunya memiliki tujuan, seperti dalam UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 bahwa tujuan pendidikan di Indonesia adalah “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, beraklah mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Nah, untuk dapat mewujudkan tersebut perlu disusun kurikulum sebagai pedoman untuk mencapai tujuan baik di tingkat pra sekolah, SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi. Tanpa adanya kurikulum maka pendidikan akan morat-marit, tidak tahu kemana arah tujuan yang akan dicapai. Akan tetapi dengan adanya kurikulum akan mempermudah untuk melaksanakan dan mengimplemantasikan kurikulum dalam kegiatan belajar mengajar.
Kurikulum akan sangat bermanfaat bagi kepala sekolah untuk dapat mengembangkan sekolah, kemuadia guru untuk memperlancar kagiatan belajar mengajar di kelas, penulis buku ajar dalam menyusun buku sehingga sesuai dengan kurikulum serta masyarakat sebagai pengguna output dari kurikulum.

3. Siapakah yang berhak untuk mengubah dan menyusun kurikulum ?
Selama ini kurikulum disusun oleh pakar-pakar pendidikan yang berada di tingkat pusat. Dari kurikulum tersebut kemudian diterapkan di seluruh jenjang pendidikan di seluruh wilayah Indonesia. Sekarang ini kurikulum yang berlaku adalah kurikulum KTSP yang disusun disetiap tingkat satuan pendidikan. Jadi yang berhak mengubah dan menyusun kurikulum adalah guru dan kepala sekolah yang merupakan actor yang mengerti bagaimana kondisi real peserta didiknya. Kurikulum diubah sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya sehingga dapat meningkatkan potensi, kemampuan, bakat, minat peserta didik serta dapat melestarikan kebudayaan dan nilai-nilai moral serta budaya yang ada di masyarakat. Dalam penyusuan kurikulum ini melibatkan berbagai pihak selain guru yaitu kepala sekolah, komite sekolah dan masyarakat sehingga kurikulum benar-benar dapat menjadi jembatan bagi tercapainya tujuan sekolah yang telah dirumuskan.

4. Azas apa yang harus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum?
1) asas filosofis yang berkenaan dengan tujuan pendidikan yang sesuai dengan filsafat negara,
2) asas sosiologis, yaitu kedaan masyarakat, perkembangan dan perubahannya, kebudayaan manusia, hasil kerja manusia berupapengetajuan, dan lain-lain,
3) asas psikologis yang memperhitungkan factor anak dalam kurikulum yakni a. psilkologi anak, perkembangan anak,
b. psikologi belajar, bagaimana proses belajar anak; dan asas organisatoris yang mempertimbangkan bentuk dan organisasi bahan pelajaran yang disajikan.

5. Prinsip-prinsip apa yang harus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum?
a) Prinsip Relevasi.,
b) Prinsip Efektivitas,
c) Prinsip Efisiensi,
d) Prinsip Fleksibel,
e) Prinsip Kontinuitas, dan
f) prinsip berorientasi pada tujuan.

6. Secara konsep kurikulum dapat dipandang sebagai tujuan, sebagai kesempatan belajar yang terencana, sebagai mata pelajaran/mata kuliah, dan kurikulum sebagai pengalaman. Mengapa demikian ?

a) Kurikulum dipandang sebagai tujuan mengacu pada tujuan sebuah institusi pendidikan yang akan di capai. Hal ini berkaitan dengan lulusan atau output yang akan dcetak oleh sebuah lembaga pendidikan. Contohnya sekolah-sekolah kejuruan akan mendisain kurikulumnya agar dapat menguasi keterampilan dan pengetahuan sehingga siap memasuki dunia kerja.
b) Kurikulum yang dipandang sebagai kesempatan belajar yang terencana dapat pula diartikan sebagai penyediaan lingkungan belajar di mana peserta didik dapat memahami seperangkat makna dari lingkungan tersebut. Hal ini ditandai dengan proses belajar mengajar yang terjadi lingkungan sekolah maupun di kelas.
c) Kurikulum sebagai mata pelajaran, masih diikuti sampai saat ini baik di jenjang pendidikan dasar dan menengah maupun di perguruan tinggi.
d) Kurikulum sebagai pengalaman memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik baik pengetahuan, keterampilan dan seperangkat kompetensi siswa yang harus dikuasai melaui pengalaman belajar baik ditingkat pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi.

7. Menurut Anda, untuk siapakah kurikulum itu?Dan digunakan untuk apakah kurikulum itu?
Kurikulum sangat penting bagi beberapa pihak yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Beberapa pihak yang dimaksud anatara lain guru, kepala sekolah, masyarakat, dan penulis buku ajar.
a) Bagi Guru
Sebelum guru mengajar, guru haruslah memahami kurikulum, sehingga kemudian guru dapat mencari dan mengambangkan berbagai sumbar bahan yang relevan untuk membuat silabus pengajaran. Sehingga pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan kurikulum dan dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
b) Bagi Kepala Sekolah
Kepala sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam rangka menjalankan program-program sekolah dan memajukan sekolahnya. Oleh karenanya seorang kepala sekolah harus tahu tujuan yang akan dicapai oleh sekolah (visi dan misi sekolah). Kemudian langkah selanjtnya adalah memahami kurikulum yang dipakai, apalagi sekarang berlaku kurikulum satuan pendidikan (KTSP) di mana setiap sekolah harus memilki kurikulum sendiri sesuai dengan tujuan yang akan dicapai oleh sekolah. Tentunya kurikulum yang disusun sesuai dengan kurikumu tingkat pusat dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan sekolah. Adapun tugas kepala sekolah selanjutnya adalah melakukan supervisi kurikulum dengan memberikan bantuan, bimbingan pengarahan, motivasi, nasihat dan pengarahan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa.
c) Bagi masyarakat
Kurikulum adalah alat produsen dalam hal ini adalah sekolah, sedangkan masyarakat adalah konsumennya. Sehingga kurikulum harus mengikuti perkembangan dan perubahan yang terjadi di masyarakat, agar dapat memenuhi tuntutan yang berkembang dalam masyarakat.
d) Bagi Penulis buku
Penulis buku menulis buku berdasarkan kurikulum yang brelaku, sehingga dapat menunjang proses pembelajaran. Dengan mengkaji kurikulum kemudian menjabarkan berbagai pokok dan sub pokok bahasan pada setiap mata pelajaran.

8. Bagaimana Anda mengukur tingkat efektifitas kurikulum yang sedang kita terapkan?
Kurikulum dikatakan efektif jika dapat berinteraksi secara tepat dengan kompetensi guru. Interaksi ini mampu memfasilitasi kinerja guru, membantu siswa dalam mengukur pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhannya dan memproduksi outcome pendidikan yang diharapkan. Efektivitas kurikulum sulit diukur namun dapat dilihat melalui berbagai aspek diantaranya adalah :
a. Guru dapat melaksankan pembelajaran dengan baik berkaiatan dengan keberhasilan guru dalam mengajar
b. Prestasi dan hasil belajar siswa yang meningkat
c. Output atau lulusan dari berbagai tingkat atau jenjang pendidikan yang dapat segera mengimplemantasikan pengetahuan dan keterampilan yang sudah didapatkan. Contoh realnya lulusan SMK yang tersalurkan ke duania kerja secara langsung sehingga mengurangi pengangguran. Lulusan perguruan tinggi yang segera dapat mengamalkan ilmunya sesuai dengan bidangnya masing-masing di dunia kerja. Ketidak efektivan kurikulum terutama di perguruan tinggi justru malah akan semakin menyebabkan banyaknya pengangguran yang intelektual.
Perubahan nilai-nilai yang ada di masyarakat tentunya kearah yang lebih baik. Contohnya perilaku anak yang berakhlak baik merupakan satu bentuk hasil ku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar