Kamis, 14 April 2011

~ARTI SAHABAT~

Manusia yang paling lemah adalah orang yang tiada sanggup mencari teman.Dan orang yang paling lemah adalah mereka yang menyia-nyiakan teman yang diperolehnya.Apakah kita termasuk orang yang memuliakan teman atau malah sebaliknya menyia-nyiakan teman?
            Jawabnya ada dalam hati kita.bagaimana kita mengharagai mereka.Jika kita adalah orang yang ingin dihargai,selayaknya kita juga menghargainya,jika kita ingin dimengerti maka kita harus juga bisa mengertinya.Ada kalahnya ketika kita mendapatkan sebuah kejayaan dalam kehidupan ini,kita mulai tidak menganggap orang yang selama ini jadi teman dikala kita dalam keadaan susah.Nilai seorang teman tak bisa disamakan dengan materi.
            Materi bisa saja habis ,tapi seorang teman sejati akan selalu ada dalam keadaan apapan,bahkan hingga kita menuju liang kubur,temanlah yang mengantar kita.Ketika kita ditimpa kesusahan maka dia yang akan setia bersama kita.Jika kita menjadikan seorang yang selama ini menjadi teman,karena ada masalah, lantas kita menganggap dia musuh,ini adalah hal yang salah.
            Musuh yang paling berbahaya sebenarnya ada dalam diri kita,yaitu rasa takut dan bimbang.dan teman paling setia didalam diri kita adalah keberanian dan kemauan.Jadikanlah diri kita sebagai teman yang sejati,dengan pemikiran yang logis,muliakanlah teman yang kita miliki,dia akan juga menghargai kita.
            Seorang teman atau sahabat akan selalu ada meski mereka mendengar nada sumbang tentang kita,sebaliknya bila kita ingin jadi sahabat,berusahalah untuk selalu ada buat mereka dalam keadaan suka maupun duka.Alangkah indahnya bila kita bisa mengambil hikmah dari hadist berikut          



Abu Zur’ah رحمه الله Berkata:
“ Sesungguhnya, Rasulullah صلى ا لله عليه وسلم wafat dengan meninggalkan 114.000 orang sahabat dan masa sahabat berakhir dengan wafatnya Abu Thufail Amir bin Watsilah al Laitsi al Kanani pada tahun 100 H (Tadrib ar rawi 208)
 
Rasulullah صلى ا لله عليه وسلم Bersabda : لاَ تَسُبُّوْا أَصْحَابِيْ فَلَوْا أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلاَ نَصِيْفَهُ
“Janganlah kalian mencela para sahabatku. Andaikan seorang di antara kalian berinfaq emas sebesar gunung Uhud, niscaya infaq itu tak mampu mencapai satu mud infaq mereka, dan tidak pula setengahnya” (HR. Bukhari 3470, Muslim 2541)

Belajar menjadi pendengar yang baik itu lebih bijak disbanding kita meminta mereka untuk selalu mendengarkan kita,Kita hidup butuh orang lain,jadikanlah orang lain sebagai teman,jangan sebaliknya menganggap teman tak berarti buat kita.Gak percaya buktikan saja apa yang anda dapatkan jika anda member perhatian pada teman,insyaallah akan mendapatkan yang lebih besar,meski itu tak kita harapkan.Tanpa tema apalah artinya,kita tak bisa hidup sendiri sekaya apapun dan setinggi apapun kedudukan kita.Semoga kita termasuk didalam hamba Allah yang bisa memulyakan teman baik dengan sebutan,tutur kata ataupun tidakan kita amien.


Q tulis ini ketika kumerasa begitu berartinya seorang teman-atien-






 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar